Kamis 28 Jul 2022 22:24 WIB

Apa Itu Cacar Monyet, Bagaimana Mencegah dan Menanganinya ? Ini Penjelasan Pakar UB

Belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus cacar monyet.

Rep: Kampus Republika/ Red: Partner
.
.

  Gejala-gejala penyakit pada umumnya dari cacar monyet dapat diobati dan dapat sembuh dengan sendirinya tergantung imunitas penderita. Ilustrasi. Foto : republika  
Gejala-gejala penyakit pada umumnya dari cacar monyet dapat diobati dan dapat sembuh dengan sendirinya tergantung imunitas penderita. Ilustrasi. Foto : republika

Kampus—Dunia medis dan kesehatan kini dihebohkan dengan penyebaran wabah cacar monyet di beberapa negara. Penyakit yang berasal dari infeksi virus ini disebabkan oleh virus langka dari hewan, dengan gejala umum yang hampir mirip dengan penyakit cacar. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan global health emergency terhadap wabah cacar monyet atau monkeypox pada tanggal 23 Juli 2022.

“Gejala cacar monyet manusia mirip dengan gejala cacar air pada umumnya, tetapi cenderung lebih ringan. Yang membedakan adalah, pada cacar monyet didapatkan pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati),” jelas pakar penyakit kulit Universitas Brawijaya (UB), Dr Dhelya Widasmara seperti dikutip dari laman ub.ac.id.

Dhelya yang akrab dipanggil Lala ini memaparkan, tanda dan gejalanya yang muncul bergantung pada fase penyakit ini, Yang pertama fase prodromal (yang menunjukkan gejala), dimana menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Kemenkes RI, gejala awal pada fase prodromal antara lain: penderita akan mengalami demam yang disertai dengan sakit kepala yang terkadang terasa hebat, nyeri otot, sakit punggung. Selanjutnya pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak, atau di area selangkangan, badan panas dingin bahkan kelelahan dan lemas.

Sedangkan pada fase erupsi terjadi saat 1-3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah fase prodromal. Pada fase erupsi timbul ruam atau lesi pada kulit. Biasanya, ruam atau lesi ini dimulai dari wajah, lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap, terangnya.

Kemudian, terjadi ruam atau lesi pada kulit ini akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (maculopapular), lepuh yang berisi cairan bening atau nanah, lalu mengeras atau keropeng hingga akhirnya rontok. Gejala cacar monyet akan berlangsung selama 2−4 minggu sampai periode lesi /ruam kulit tersebut menghilang.

“Penularan virus monkeypox terjadi ketika seseorang bersentuhan dengan hewan, manusia, atau bahan yang terjangkit atau terkontaminasi virus. Kemudian virus masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit atau luka yang sangat kecil (walaupun tidak terlihat), saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut),” terang Lala yang juga dokter kulit yang berfokus pada infeksi tropik ini.

Sedangkan penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, kontak langsung dengan cairan tubuh atau material dari lesi (seperti darah), atau kontak tidak langsung, seperti melalui alas yang terkontaminasi.

Penularan cacar monyet antarmanusia, imbuh dosen yang juga alumni dari Fakultas Kedokteran UB ini, diperkirakan terjadi terutama melalui droplet (percikan) pernapasan. Percikan droplet tidak dapat bertahan lama dan terbang jauh, maka diperlukan kontak tatap muka yang lama.

“Metode penularan dari manusia ke manusia lainnya termasuk kontak langsung dengan cairan tubuh atau material dari lesi, dan kontak tidak langsung dengan material lesi, seperti melalui pakaian atau linen yang terkontaminasi,” terangnya.

Lebih jauh dr Lala menyampaikan, monkeypox adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri. Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi virus monkeypox, sehingga pengobatan simptomatik dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.

Penanganan awal perlu dilakukan di rumah apabila muncul tanda dan gejala serta terdapat riwayat kontak dengan penderita monkeypox.

Berikutnya : Cara Pengananan Awal Penderita Cacar Monyet


Cara Pengananan Awal Penderita Cacar Monyet

• Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi

• Istirahat total (bed rest)

• Makan makanan yang bergizi, maksimalkan asupan cairan (banyak minum air putih)

• Bila demam dapat diberikan obat penurun panas

• Bila muncul ruam seperti lentingan berisi air, jangan digaruk atau dipecah. Untuk mengurangi rasa gatal, dapat dikompres dengan kassa dan cairan infus serta mengkonsumsi obat antihistamin

Sedangkan orang yang harus dipertimbangkan untuk perawatan lebih lanjut yaitu orang dengan gejala berat/parah. Misalnya, sepsis, ensefalitis, atau kondisi lain yang memerlukan rawat inap).

Golongan yang Mungkin Berisiko Tinggi Mengalami Gejala Berat

• Orang dengan kondisi immunocompromise (misalnya, infeksi HIV/AIDS leukemia, limfoma, keganasan, transplantasi organ, konsumsi kortikosteroid dosis tinggi, atau memiliki penyakit autoimun)

• Populasi anak-anak, terutama pasien 8 tahun

• Wanita hamil atau menyusui

• Orang dengan satu atau lebih komplikasi (misalnya, infeksi kulit bakteri sekunder; gastroenteritis dengan mual/muntah yang parah, diare, atau dehidrasi; bronkopneumonia; penyakit bersamaan atau komorbiditas lainnya)

Ketika ditanya tentang apakah cacar monyet ini termasuk jenis virus yang berbahaya bagi manusia? Lala membahkan bahwa, monkeypox merupakan penyakit bergejala ringan dengan tingkat kematian sangat rendah. Gejala-gejala penyakit pada umumnya dari monkeypox dapat diobati dan dapat sembuh dengan sendirinya tergantung imunitas penderita.

Hingga saat ini belum ada laporan monkeypox di Indonesia. Negara di luar Afrika yang pernah melaporkan kasus cacar monyet pada manusia terkait riwayat perjalanan dari negara endemis atau hewan import adalah Amerika Serikat (2003), Inggris, Israel (2018) dan Singapura (2019). Pada tanggal 7 Mei 2022 Inggris Raya juga melaporkan adanya satu kasus monkeypox pada warga Inggris yang memiliki perjalanan dari Nigeria.

Walaupun kasus cacar monhyet belum dilaporkan di Indonesia dan bukan sebagai negara endemis dari penyakit ini, kewaspadaan perlu ditingkatkan, mengingat sudah banyak orang Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri. Indonesia juga merupakan rumah dari berbagai hewan yang dapat menjadi sumber penularan dari virus ini.

Berikutnya : Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet


Cara Mencegah Penularan Cacar Monyet

• Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).

• Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.

• Batasi konsumsi dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, maupun daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)

• Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.

• Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.

• Untuk tenaga kesehatan, jangan lupa untuk selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.

“Himbauan bagi masyarakat, bila mengalami tanda dan gejala monkeypox agar lapor ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dapat dicatat,” pesan dr Lala.

Baca juga :

Tips Menghubungi Dosen Via WA Agar Urusan Lancar

Ini Manfaat Penting Susu Menurut Pakar IPB

Info Hari Ini : Apa Perbedaan PNS dan PPPK ?

Apa Itu BPIP ? Apa Tugasnya ?

Tips Agar Baterai HP Awet Saat Tethering Seharian

Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Kunjungi Museum Virtual Seperti Nyata, Ini Linknya

Ikuti informasi penting dan menarik dari kampus.republika.co.id.Silakan sampaikan masukan, kritik, dan saran melalui e-mail : [email protected]

sumber : https://kampus.republika.co.id/posts/168259/apa-itu-cacar-monyet-bagaimana-mencegah-dan-menanganinya-ini-penjelasan-pakar-ub
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement