Jumat 29 Jul 2022 10:43 WIB

Harga Energi Australia Capai Titik Tertinggi Sepanjang Masa

Harga bahan bakar fosil mendorong kenaikan harga listrik di Australia.

Pembangkit Listrik Liddell, kiri, dan Pembangkit Listrik Bayswater, pembangkit listrik tenaga batu bara di dekat Muswellbrook di Hunter Valley, Australia pada 2 November 2021. Harga energi Australia telah melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di tengah
Foto: AP Photo/Mark Baker
Pembangkit Listrik Liddell, kiri, dan Pembangkit Listrik Bayswater, pembangkit listrik tenaga batu bara di dekat Muswellbrook di Hunter Valley, Australia pada 2 November 2021. Harga energi Australia telah melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di tengah "periode yang tak tertandingi".

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Harga energi Australia telah melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di tengah "periode yang tak tertandingi". Menurut data yang diterbitkan oleh Operator Pasar Energi Australia (AEMO) pada Jumat (29/7/2022), harga grosir rata-rata listrik di Pasar Listrik Nasional (NEM) dalam tiga bulan hingga 30 Juni adalah 264 dolar Australia per megawatt jam (MWh).

Angka tersebut naik sebesar 177 dolar Australia per MWh pada kuartal sebelumnya dan tiga kali lebih tinggi dari harga rata-rata pada kuartal II tahun 2021. Harga gas rata-rata mencapai 28,40 dolar AS per GigaJoule (GJ), dibandingkan dengan 8,20 dolar AS per GJ pada kuartal kedua tahun 2021.

Baca Juga

Manajer Umum Eksekutif AEMO, Violette Mouchaileh, mengatakan harga global yang tinggi untuk bahan bakar fosil telah mendorong kenaikan tersebut. "Kenaikan dan volatilitas harga energi grosir didorong oleh beberapa faktor, termasuk harga-harga komoditas internasional yang tinggi, pemadaman pembangkit listrik tenaga batu bara, peningkatan tingkat pembangkit listrik tenaga gas, masalah pasokan bahan bakar, dan banyak kota pantai timur yang mengalami awal terdingin hingga Juni dalam beberapa dasawarsa," katanya dalam rilis media.

"Yang jelas adalah kebutuhan mendesak untuk membangun energi terbarukan dengan pembangkit listrik yang terdiversifikasi, seperti baterai, hidro, dan gas, serta investasi transmisi untuk menyediakan rumah dan bisnis dengan energi murah dan andal."

Dalam laporannya, AEMO mengatakan kekurangan dari pembangkit berbahan bakar batu bara meninggalkan celah di pasar yang diisi oleh gas. AEMO pada Juni menerapkan batasan harga pada harga listrik grosir untuk melindungi warga Australia dari harga yang lebih tinggi.

"Skala intervensi yang diperlukan untuk mengelola tingkat kekurangan cadangan membuat pengoperasian pasar sesuai dengan Peraturan Ketenagalistrikan Nasional (APM) tidak mungkin," katanya.

"Dan AEMO menangguhkan operasi pasar spot NEM di semua wilayah antara 15 Juni dan 24 Juni, ketika operasi pasar spot penuh dimulai kembali."

Pihaknya sekarang menghadapi klaim kompensasi dari generator. (1 dolar Australia sama dengan sekitar 0,7 dolar AS).

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement