REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno berharap perhelatan Festival Reog Ponorogo bisa menjadi event bertaraf internasional sehingga bisa berdampak pada peningkatan kesejahteraan pelaku parekraf di Ponorogo dan sekitarnya.
Sandiaga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Daerah Ponorogo atas suksesnya mengantarkan Festival Reog Ponorogo 2022 masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022.
"Mudah-mudahan ini bisa ditingkatkan dan terus diperbaiki sehingga bisa menjadi event international di masa yang akan datang," katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (28/7/2022).
Dalam mendorong Festival Reog Ponorogo sebagai event international, Kemenparekraf memberikan dukungan untuk mendaftarkan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda yang diusulkan Indonesia ke UNESCO. Sekaligus mengajukan Ponorogo sebagai UNESCO Creative Cities Network.
"Tahun ini kita akan persiapkan Ponorogo menjadi bagian dari yang akan kita usulkan kepada UNESCO Creative Cities Network, setelah itu akan kita coba lagi agar reog juga bisa didorong sebagai warisan budaya tak benda. Karena bagi kami kalau Ponorogo masuk UCCN ini luar biasa, karena penilaiannya sangat detail. Dan begitu masuk event-event, wisatawan mancanegara akan ke sini, terlebih karena ini bisa menjadi jaringan dari kota-kota kreatif UNESCO," ujarnya menambahkan.
Indonesia sendiri, Menurut Sandiaga, memiliki ribuan warisan budaya yang luar biasa, ada 1.239 warisan budaya tak benda, salah satunya seni pertunjukan reog, yang menjadi daya tarik wisata pembangkit ekonomi.
"Kita tentu tidak ingin jika kekayaan budaya kita diakui oleh bangsa lain. Karenanya saya mengajak seluruh masyarakat untuk ikut andil menjaga dan melestarikan Reog Ponorogo ini agar menjadi kebanggaan dan warisan budaya yang diakui oleh dunia," katanya.
Festival Reog Ponorogo ke-7 tahun 2022 merupakan rangkaian dari kegiatan Grebeg Suro sekaligus hari jadi Kabupaten Ponorogo ke-526. Event ini sempat terhenti akibat pandemi COVID-19, seiring dengan penurunan kasus, maka event ini dapat dilaksanakan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan.
Festival Reog Ponorogo yang berlangsung sejak 25 – 29 Juli 2022 ini mendapatkan respon yang baik dari sanggar kesenian Reog di berbagai kota di Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta festival yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Surabaya, Surakarta, Yogyakarta, Jember, Malang, Madiun, Magetan, Mojokerto, Gresik, dan sebagainya.
Pertunjukan Reog memadukan tarian, keterampilan olah tubuh dan cerita Panji, yang terdiri dari penari, pengrawit (pemain musik), serta pengiring. Daya tarik utamanya adalah salah satu penari utama menggunakan topeng terbesar di dunia berbentuk kepala harimau (barongan) dipadu dengan sebuah mahkota terbuat dari bulu merak (Dhadhak Merak) yang berat keseluruhan kurang lebih 40 kg.
“Menurut saya ini adalah sebuah bukti konkret bawa reog adalah milik Ponorogo dan reog adalah seni kebudayaan kita. Semoga melalui pelaksanaan Festival reog Ponorogo 2022 ini dapat memberikan suatu semangat dan optimisme kepada pelaku parekraf di kabupaten Ponorogo,” kata Sandi.
Bupati Ponogoro, Sugiri Sancoko mengatakan sudah dua tahun ini Gerebeg Suro dinantikan oleh masyarakat. Pihaknya pun mencoba merangkul dua kekuatan sekaligus, yakni kekuatan budaya dan santri, karena Ponorogo adalah kotanya para santri. Kedua kekuatan ini kami tuangkan ke dalam sebuah orkestra yang bersatu padu dalam Grebeg Suro.
“Ada hampir 52 kegiatan yang menyangkut hobi juga kami libatkan ada festival reog mini, festival reog umum, kemudian festival gajah-gajah dan masih banyak rangkaian acara lainnya dalam Grebeg Suro, ini menafsirkan bahwa kami sebentar lagi siap menuju CCN (Creative Cities Network) yang Menparekraf bantu. Mudah-mudahan ke depan Ponorogo ini benar benar menjadi kota kreatif,” katanya.