REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) memperingati Hari Bakti TNI AU ke-75 pada Jumat (29/7/2002). Tema Hari Bakti TNI AU kali ini adalah 'Dilandasi Semangat Kepahlawanan 29 Juli 1947 TNI AU Siap Mewujudkan Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan'.
Puncak acara peringatan tersebut ditandai dengan pagelaran upacara peringatan Hari Bakti TNI AU dan Wisuda Purnawira TNI AU di Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta, Jumat pagi. Ini adalah upacara peringatan Hari Bakti TNI AU luring pertama setelah dua tahun sebelumnya upacara selalu digelar daring akibat pandemi Covid-19.
Upacara tersebut dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. "Sebagai generasi penerus, kita jadikan momen Hari Bakti ini sebagai bukti tanda pengabdian kita kepada Tanah Air dengan berbagai kegiatan sosial untuk membantu masyarakat dan berbagai bentuk kegiatan lainnya yang akan meringankan beban masyarakat di sekitar kita," ujar Fadjar dalam pidatonya.
Baca: Peringatan HUT ke-76, KSAU: TNI AU Semakin Dicintai Rakyat
Fadjar juga mengaku bersyukur karena upacara bisa kembali digelar secara luring setelah sebelumnya upacara sejenis harus dilakukan daring akibat wabah Covid-19. "Secara khusus, tentunya kita wajib bersyukur karena di hari yang berbahagia ini kita dapat berkumpul bersama secara langsung. Namun kita tetap mewaspadai wabah ini demi kebaikan bersama," kata Fadjar.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma Indan Gilang Buldansyah mengungkapkan upacara peringatan Hari Bakti TNI AU tersebut diikuti oleh sebanyak sembilan kompi TNI AU atau sebanyak 947 orang termasuk beberapa mantan kepala staf dan sejumlah purnawirawan yang telah memasuki masa purna bakti.
Indan mengungkapkan, setelah upacara tersebut rangkaian peringatan Hari Bakti TNI AU akan dilanjutkan dengan prosesi wisuda purnawira perwira tinggi TNI AU. "Terdapat 64 perwira tinggi yang diwisuda, di antaranya mantan Panglima TNI yang kini menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto," kata Indan.
Baca: Ditanya Mabesau Berencana Bentuk Skuadron Khusus Drone? Begini Jawaban KSAU
Selain kedua acara tersebut, rangkaian peringatan tersebut juga diisi sejumlah kegiatan seperti ziaran monumen perjuangan, sambung rasa KSAU dari masa ke masa, kunjungan ke Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala, serta kegiatan napak tilas serangan udara 29 Juli 1947.
Seperti diketahui, terdapat dua peristiwa penting yang melatarbelakangi Hari Bakti TNI AU. Dilansir dari laman resmi TNI AU, peristiwa pertama adalah serangan udara yang dilakukan TNI AU di wilayah-wilayah pendudukan Belanda yang tersebar di Semarang, Ambarawa, dan Salatiga.
Penyerangan tersebut dilakukan oleh Kadet Penerbang Suharnoko Harbani, Mulyono, dan Sutardjo Sigit. Mereka dibantu para penembak udara yang merupakan teknisi, yakni Dulrachman, Sutardjo, dan Kaput. Kegiatan yang dilakukan pada 29 Juli 1947 itu menggunakan dua pesawat Cureng dan satu pesawat Guntai.
Pada hari yang sama, peristiwa penting lainnya juga terjadi. Tiga pelopor dan perintis TNI AU yang terdiri dari Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Komodor Muda Udara Adisucipto, dan Opsir Muda Udara Adisumarmo, gugur saat pesawat yang mereka naiki jatuh.
Pesawat berjenis Dakota VT-CLA yang dibawa untuk mengangkut bantuan berupa obat-obatan dari Palang Merah Malaya itu ditembak jatuh P-40 Kittyhawk Belanda di Dusun Pandeyan, Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Sebelum menjadi Hari Bakti TNI AU, nama peringatan tersebut dikenal lebih dulu dengan Hari Berkabung AURI dan diperingati sejak 29 Juli 1955. Penamaannya kemudian berubah pada 29 Juli 1962 menjadi Hari Bakti TNI AU.
Baca: KSAU Berpesan Koopsudnas Kendalikan Operasi Udara dan Atur Penerbangan