Jumat 29 Jul 2022 23:15 WIB

PBB Desak Belarus dan Polandia Hentikan Standar Ganda pada Pengungsi

Anak-anak, individu yang rentan tidak boleh dikurung hanya karena status migrasi

Red: Esthi Maharani
Belarus dan Polandia diminta untuk berhenti mendorong paksa para pengungsi dan menggunakan standar ganda pada mereka
Belarus dan Polandia diminta untuk berhenti mendorong paksa para pengungsi dan menggunakan standar ganda pada mereka

REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Seorang pakar hak asasi manusia PBB pada Kamis (28/7/2022) mendesak Belarus dan Polandia untuk berhenti mendorong paksa para pengungsi.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, Felipe Gonzalez Morales, pelapor khusus PBB untuk hak asasi migran, memuji Polandia karena "memberikan dukungan yang signifikan kepada sejumlah besar pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina dalam periode yang begitu intens.”

Baca Juga

Namun, dia juga menyoroti "pendekatan standar ganda" Polandia terhadap pengungsi dari negara lain.

"Bahkan bagi mereka yang melarikan diri dari perang yang sama, meskipun semua diterima untuk masuk ke Polandia dan telah menerima bantuan dari negara, warga negara negara ketiga tidak dilindungi di bawah kerangka hukum yang sama," kata Morales.

Dari 12-25 Juli, Morales melakukan kunjungan resmi ke Polandia dan Belarus untuk memeriksa situasi para pengungsi di perbatasan.

Pernyataan itu menambahkan bahwa "parlemen Polandia mengadopsi undang-undang khusus yang memberikan warga Ukraina dan pasangan mereka akses yang sama ke pasar tenaga kerja Polandia, perawatan kesehatan, hak atas pendidikan dan tunjangan sosial lainnya. Warga negara negara ketiga dilindungi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam Petunjuk Perlindungan Sementara UE."

Dia mengatakan bahwa sementara para migran dikenai penahanan de facto di Pusat Logistik Sementara yang sudah ditutup di Belarus, anak-anak migran dan mereka yang bersama keluarga mereka, dan wanita hamil tetap ditahan di fasilitas imigrasi tertutup di Polandia.

"Anak-anak dan individu rentan lainnya tidak boleh dikurung hanya karena status migrasi mereka. Pilihan penerimaan dan perawatan alternatif ada di Polandia," kata Morales.

"Saya mendesak pihak berwenang terkait untuk segera membebaskan anak-anak tanpa pendamping, anak-anak dengan keluarga mereka, wanita hamil dan individu dengan kondisi mental ke fasilitas terbuka."

Perang Rusia di Ukraina telah menarik kecaman internasional, menyebabkan sanksi keuangan terhadap Moskow, dan mendorong eksodus perusahaan global dari Rusia.

Setidaknya 5.237 warga sipil telah tewas dan 7.035 terluka di Ukraina sejak awal perang pada 24 Februari, menurut PBB. Sekitar 10 juta orang juga telah mengungsi ke negara tetangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement