REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang mendorong pemerintah daerah mengambil tindakan sendiri dalam mengatasi penyebaran varian baru Covid-19 yang menaikan infeksi harian hingga melampaui rekor sebelumnya. Tapi belum ada kebijakan tingkat nasional.
Gelombang ketujuh Covid-19 mendorong kasus harian di Jepang. Negeri Sakura mencatat 233.094 kasus infeksi baru pada Kamis (28/7/2022). Penyebaran varian BA.5 telah menekan layanan kesehatan dan mengganggu operasi perusahaan di beberapa daerah.
Jepang tidak pernah memberlakukan karantina nasional dalam skala yang diterapkan sejumlah negara. Tapi meminta masyarakat untuk diam di rumah secara berkala sesering mungkin dan membatasi jam operasi restoran dan bar.
Deputi Kepala Sekretaris Kabinet Seiji Kihara menegaskan kembali pemerintah daerah harus menyesuaikan respons mereka pada dengan situasi spesifik mereka.
"Dibandingkan respons nasional, kami ingin mendorong upaya pemerintah daerah berdasarkan situasi lokal mereka," kata Kihara dalam konferensi pers, Jumat (29/7/2022).
"Apa yang penting adalah membantu aktivitas ekonomi dan sosial setiap prefektur," tambahnya. Kota Osaka rutin meminta orang lanjut usia untuk menghindari obat nonesensial.
Negara berpopulasi 125,8 juta itu dinilai cukup baik dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Sejak awal pandem angka kematian Covid-19 Negeri Sakura hanya 32.308 jauh lebih rendah dari negara-negara lain. Sebagai perbandingan Indonesia mencatat 156.957 kasus kematian Covid-19.
Namun pekan ini Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan Jepang merupakan negara dengan kasus infeksi tertinggi pada 24 Juli. Walaupun angka kasus kematian lebih rendah dibanding gelombang sebelumnya tapi infeksi terbaru merugikan sejumlah sektor.
Perusahaan kereta di beberapa wilayah telah menahan layanannya karena kekurangan pegawai. Toyota Motor Corp menangguhkan shift malam di salah satu pabriknya di Jepang tengah pekan ini.