Jumat 29 Jul 2022 16:11 WIB

Plt Bupati Bogor Curhat, Kesal Merasa tak Dihargai SKPD

Iwan mengancam bakal merotasi SKPD yang tidak memiliki tujuan sama.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Iwan Setiawan diperiksa penyidik KPK sebagai saksi kasus dugaan suap pengurusan laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2021 agar mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang menjerat Bupati Bogor nonaktif Ade Yasin sebagai tersangka.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Iwan Setiawan diperiksa penyidik KPK sebagai saksi kasus dugaan suap pengurusan laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2021 agar mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang menjerat Bupati Bogor nonaktif Ade Yasin sebagai tersangka.

REPUBLIKA.CO.ID,bBOGOR— Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan merasa kesal lantaran sejumlah kepala dinas dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tidak hadir dan pergi meninggalkan ruangan tanpa izin. Hal itu terjadi dalam acara Peringatan Hari Anak Nasional dan Peringatan Hari Keluarga Nasional Tingkat Kabupaten Bogor di Auditorium Setda pada Kamis (28/7/2022).

“Kalau kecewa unek-unek ya. Kalau saya kesal ya, marah lah karena (jabatan) Plt ini melaksanakan tugas seluruh kebupatian tanpa kecuali apapun yang menjadi tugas bupati saya yang handle (tangani). Tapi secara pribadi meng-handle terus perangkatnya tidak guyub,” tutur Iwan, Jumat (29/7/2022).

Baca Juga

Iwan menegaskan, ia telah berusaha agar roda pemerintahan di Kabupaten Bogor terus berjalan. Menurutnya, seharusnya, para perangkat daerah tidak melihat secara subjektif siapa pemimpinnya saat ini.

“Psikologis kita ini bahwa mereka adalah perangkat daerah siapapun pemimpinnya ikutin. Itu baru bernegara yang benar. Siapapun pimpinannya ikutin, jangan menilai pada subjekifitas. Objektifnya saya ditugaskan sebagai pelaksana tugas berdasarkan aturan atau undang-undang. Ikutin semua jangan punya pikiran yang lain-lain gitu,” tegasnya.

Bahkan, Iwan pun dengan tegas tidak segan untuk melakukan rotasi di jajaran SKPD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor apabila diperlukan. Sebab yang dibutuhkanya adalah SKPD yang memiliki tujuan sama.

“Jangan salahkan saya kalau suatu saat kami mengubah formasi, posisi supaya kru ini satu nafas, satu suara, satu keinginan, satu langkah, dan satu frekuensi. Kalau masih begini jangan salahkan saya. Seandainya itu harus, kami akan laksanakan. Kalau masih bisa dibina ya kita bina, tapi kalau tidak bisa jangan salahkan saya ambil langkah-langkah kongkret membuat formasi dream team berdasarkan selera berdasarkan keinginan selama saya sebagai Plt,” ujarnya.

Di samping itu, Iwan menuturkan, amarahnya ini semata buka karena ingin dihormati sebagai Plt Bupati Bogor. Namun, lebih kepada etika dan menunjukkan dimata publik bahwa perangkat daerah di Kabupaten Bogor saling dukung.

“Situasi kelihatannya belum stabil, belum kondusif. Kelihatan dari kegiatan itu tidak ada satupun kepala dinas yang hadir atau meninggalkan acara tanpa izin dan belum selesai. Etikanya dimana gitu, minimal kalau keluar izin karena kita hadir ini buka saya mau dihormati tapi biar dimata publik perangkat daerah pimpinan daerah itu saling mendukung,” tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement