REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengapresiasi acara Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari yang diadakan selama dua hari, yaitu pada 28-29 Juli 2022 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Ada sejumlah kolaborator dalam acara ini terdiri atas Majelis Ulama Indonesia (MUI), Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Republika, Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Istiqlal Global Fund (IGF).
“Acara ini sangat bagus untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Yang terpenting adalah gerakan bersama yang sifatnya masif,” kata Dwikorita pada Jumat (29/7/2022) di Masjid Istiqlal.
Dia menyebut BMKG sangat mendukung acara seperti ini. Gerakan bersama melalui masjid merupakan langkah yang strategis karena masjid merupakan pusat kemajuan peradaban.
Untuk ke depannya, dia mengatakan BMKG akan terus bekerja sama dengan elemen-elemen penting dalam mengatasi perubahan iklim. Terlebih melalui pusat keagamaan seperti masjid atau gereja karena dinilai lebih mudah dicerna ke publik.
“Kami akan terus bekerja sama baik dengan elemen-elemen penting dalam membangun hati dan jiwa umat. Langkah seperti ini sangat strategis dan efektif dibandingkan seminar atau kami menyampaikan dalam paparan,” ujar dia.
Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan memang sudah mendesak persoalan krisis iklim. Data menunjukkan sekarang sering terjadi badai tropis dan cuaca ekstrem. “Laju kenaikan suhu itu nyata, perubahan iklim bukan omong kosong,” ucap dia.
Dampak dari perubahan iklim antara lain semakin hangat permukaan air laut.
“Suhu muka air laut di perairan Indonesia dari monitoring satelit sudah mencapai 29 derajat celsius, lebih dari rata-rata 26-25 derajat celsius di beberapa titik lokasi yang cukup signifikan untuk membangkitkan badai tropis,” tambahnya.