REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) dan Dinas Pendidikan Jawa Barat (Jabar) bisa memanfaatkan peluang bekerja di Jepang. Terutama untuk lulusan SMA/SMK yang ingin mencoba bekerja di luar negeri.
"Melalui peluang bekerja di Jepang, itu bisa menjadi salah satu langkah menurunkan angka pengangguran di Jabar," kata Wagub, Jumat (29/7/2022).
Wagub melaporkan hasil kunjungan kerjanya ke Jepang beberapa waktu lalu. Salah satunya, peluang warga Jabar bekerja di Jepang semakin terbuka. Oleh karena itu, pihaknya berkeinginan lulusan SMA/SMK di Jabar dapat memanfaatkan peluang tersebut.
Uu mengatakan, persentase tenaga kerja asal Indonesia di Jepang masih lebih rendah dari tenaga kerja asal negara lain. Jepang membuka peluang untuk warga Jabar yang ingin bekerja di sana.
"Saya ditugaskan oleh Pak Gubernur ke Jepang, ternyata di Jepang mereka membutuhkan tenaga kerja orang Indonesia, yang selama ini baru 40 ribu. Sementara tenaga kerja dari luar negeri di Jepang ada sekitar 160 ribu. Tenaga kerja dari Indonesia ramah, rapi, santun, disiplin, mereka (masyarakat Jepang) suka," kata dia.
Uu juga mengimbau, Disnakertrans dan Disdik Jabar dapat memfasilitasi dan mempermudah proses persiapan pengiriman lulusan SMA/SMK ke Jepang. "Saya minta Disnakertrans dan Disdik untuk berkolaborasi bagaimana memanfaatkan peluang di Jepang ini. Dorong anak-anak lulusan SMA dan SMK untuk bekerja di Jepang, supaya pengangguran di Jabar semakin sedikit.Kita permudah birokrasinya, yang penting orang Jabar bisa bekerja di Jepang," katanya.
Wagub Uu juga mengemukakan, di Jabar sendiri, sudah tersedia SMK-SMK dengan konsentrasi pendidikan yang mumpuni, seperti SMK pertanian, otomotif, penerbangan, dan ilmu kelautan, sehingga peluang ini dapat ditindaklanjuti melalui perjanjian kerja sama (MoU) dengan perusahaan-perusahaan di Jepang.
Guna memonitor peluang tersebut, Pak Uu meminta Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan di Jabar untuk menyampaikan kembali informasi ini pada para kepala sekolah SMA/SMK, serta membantu persiapannya.
"Saya minta kegiatan kali ini ada progres, minimal dua sampai tiga bulan yang akan datang masing-masing sekolah sudah siap mengirim lulusannya ke Jepang. Bulan Agustus atau September saya ingin para KCD ada progres setelah pertemuan hari ini, informasi yang didapatkan sampaikan kepada para kepala sekolah, kemudian dipersiapkan segalanya. Laporkan pada saya progresnya," lanjut dia.