Jumat 29 Jul 2022 19:55 WIB

Menlu Turki: Sekarang Saatnya Fokus pada Gencatan Senjata di Ukraina

Kesepakatan ekspor gandum dapat meningkatkan kepercayaan antara Rusia dan Ukraina

Red: Esthi Maharani
Setelah kesepakatan penting tentang ekspor biji-bijian minggu lalu, sekarang saatnya untuk fokus pada menengahi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Setelah kesepakatan penting tentang ekspor biji-bijian minggu lalu, sekarang saatnya untuk fokus pada menengahi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Setelah kesepakatan penting tentang ekspor biji-bijian minggu lalu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pada Kamis (28/7/2022) "sekarang saatnya untuk fokus pada menengahi gencatan senjata" antara Rusia dan Ukraina.

Berbicara pada konferensi pers di Ankara, Cavusoglu memuji kesepakatan ekspor biji-bijian yang ditandatangani di Istanbul Jumat lalu dengan PBB, Rusia, dan Ukraina.

Dia mengatakan hambatan "untuk ekspor tidak hanya barang biji-bijian Ukraina tetapi juga produk biji-bijian dan pupuk Rusia" telah teratasi, dan membantu memberi makan dunia yang kelaparan.

Para pihak, selama pembicaraan di Istanbul, sepakat untuk membentuk pusat koordinasi untuk melakukan inspeksi bersama di pintu masuk dan keluar pelabuhan serta memastikan keamanan rute.

Dipuji secara internasional atas peran mediatornya, Turki telah berkoordinasi dengan Moskow dan Kyiv untuk membuka koridor dari kota pelabuhan Ukraina Odesa untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian global, yang telah lama terhenti karena perang Rusia-Ukraina, sekarang di bulan keenam.

Menyatakan harapan bahwa kesepakatan itu akan dilaksanakan tanpa gangguan atau masalah, Cavusoglu mengatakan biji-bijian dan gandum kemudian dapat diangkut ke negara-negara yang sangat membutuhkan.

Jika kesepakatan itu berhasil dilaksanakan, imbuh dia, "itu benar-benar dapat meningkatkan kepercayaan antara Rusia dan Ukraina."

“Sekarang saatnya untuk fokus pada gencatan senjata. Ini bukan hanya proses yang harus dilakukan di tingkat menteri luar negeri,” tambah Cavusoglu, menyuarakan kesiapan Turki untuk menjadi tuan rumah dan menengahi pembicaraan antara Rusia dan Ukraina menuju perdamaian abadi.

Menekankan tidak ada yang kalah dalam perjanjian damai jika ada gencatan senjata yang adil, Cavusoglu mengatakan perang terhadap Ukraina pada akhirnya akan berakhir di meja perundingan.

"Turki akan melanjutkan upayanya untuk membuat pihak-pihak kembali ke meja diplomasi sesegera mungkin," ujar dia.

Dengan tetap membuka komunikasi dengan Ukraina dan Rusia, Turki telah dipuji karena peran utamanya dalam membawa negara-negara itu bersama-sama untuk bergerak menuju perdamaian, termasuk pertemuan Maret ini di resor tepi laut Turki, Antalya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement