Sabtu 30 Jul 2022 12:10 WIB

Pengamat Tanggapi Diplomasi Ekonomi Menko Perekonomian di Jepang

Indonesia merupakan negara sangat strategis, merupakan konsumen terpenting JBIC.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang baru Nobumitsu Hayashi digelar di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, Senin (25/7/2022).
Foto: Dok. web
Pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang baru Nobumitsu Hayashi digelar di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, Senin (25/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sekaligus Akademisi dari Universitas Esa Unggul  Dr Iswadi memuji upaya diplomasi Ekonomi  Indonesia khususnya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam melobi Jepang untuk berinvestasi ke Indonesia. “Kita sampaikam  penghargaan tinggi atas upaya Indonesia berdiplomasi ekonomi khususnya yang dilakukan Menko Airlangga di Jepang,”  ujar Iswadi yang merupakam Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI), Sabtu (30/7/2022).   

Pembina Yayasan Al-Mubarrak Fil-Ilmi tersebut mengatakan, sambutan Gubernur Japan Bank for International Corporation (JBIC) Hayashi yang cukup hangat karena Indonesia merupakan negara sangat strategis dan merupakan konsumen terpenting bagi JBIC. "Karena itu, mereka sangat berbahagia bisa bertemu langsung dengan Menko Airlangga untuk membahas investasi sektor kesehatan dan pangan ke Negara  Indonesia," kata dia. 

Baca Juga

Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini sangat berharap Pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Gubernur JBIC yang baru Nobumitsu Hayashi digelar di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, akan berdampak positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.           

Menurut akademisi dan Politisi kelahiran Aceh ini, kunjungan kerja (kunker) Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto ke Jepang akan dapat menarik investor energi baru terbarukan (EBT). Sebab, Indonesia tidak dapat berjalan sendirian tanpa dukungan negara lain.