REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Pemimpin Austria mengajak masyarakat bersatu setelah seorang dokter memilih mengakhiri hidupnya. Dokter Lisa-Maria Kellermayr mendapat ancaman pembunuhan dari aktivis anti-vaksin dan pendukung teori konspirasi pandemi virus Corona.
"Mari akhiri intimidasi dan menakut-nakut ini. Kebencian dan intoleransi tidak memiliki tempat di Austria," kata Presiden Alexander Van der Bellen, Sabtu (30/7/2022).
Ia memuji Kellermayr sebagai dokter yang mengobati masyarakat. Melindungi mereka dari penyakit dan mengambil tindak pencegahan saat menghadapi pandemi.
"Namun beberapa orang marah dengan ini. Dan orang-orang menakut-nakutinya, mengancamnya, pertama-tama di internet dan kemudian secara langsung, di tempat prateknya," kata Der Bellen.
Pada Jumat (28/7/2022) tubuh dokter itu ditemukan di kantornya di Austria Atas. Kellermayr memberikan wawancara di media mengenai upaya mengatasi pandemi virus Corona dan mempromosikan vaksin.
Media mengutip kejaksaan yang mengatakan mereka menemukan catatan bunuh diri dan tidak berencana menggelar autopsi. Bulan lalu Austria membatalkan rencana wajibkan orang dewasa divaksin. Menurut pemerintah langkah itu tidak menaikan angka vaksin di salah satu negara dengan angka vaksinasi terendah di Eropa.
Tahun lalu puluhan ribu orang rutin menggelar unjuk rasa menolak karantina nasional dan rencana mewajibkan vaksin. Hal ini menunjukkan perpecahan di masyarakat seputar kebijakan kesehatan publik yang juga dialami banyak negara.
Namun kematian seorang dokter mengguncang negara tersebut. Asosiasi dokter Austria mengatakan kematian Kellermayr mencerminkan semakin luasnya ancaman terhadap staf medis.
"Kebencian terhadap orang-orang tidak dapat menjadi alasannya, kebencian ini harus berhenti akhirnya," katanya.