REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menghadiri Tabligh Akbar peringatan Tahun Baru Islam 1444 H di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2022).
Dalam sambutannya Muzani mengatakan peringatan Tahun Baru Islam 1444 H menjadi momentum memperkuat persaudaraan antarumat beragama.
"Kita sepakat bahwa Indonesia adalah negara besar, bangsa yang toleran. Itu tercermin dari keberagaman keyakinan yang ada di negara kita. Karena itu kita sepakat untuk menjaga Pancasila sebagai dasar negara dan itu adalah sebuah kewajiban," kata Muzani dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/7/2022).
Wakil ketua MPR itu berharap momentum Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah juga menjadi momen peningkatan iman kita untuk beribadah kepada Allah SWT.
"Ini merupakan cara kita untuk memperjuangkan diri dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara kita, memperkuat tali persaudaraan antarumat beragama, serta memperkuat rasa saling gotong royong antar sesama," ujarnya.
Muzani menuturkan peningatkan iman umat Muslim di Indonesia semakin baik. Itu tercermin dari jumlah jemaah Indonesia yang menjalankan ibadah di masjid-masjid.
Termasuk antrean ibadah haji yang begitu panjang serta banyaknya rakyat yang menjalankan umroh setiap tahunnya. Menurut Muzani, hal tersebut berimplikasi semakin kuatnya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Dalam catatan kami, semakin hari tempat ibadah semakin ramai. Semakin hari tingkat beribadah kita kepada Allah SWT semakin baik. Contoh haji kita antreannya panjang sekali. Umroh semakin ramai setiap tahunnya. Dengan demikian kami meyakini bahwa bangsa Indonesia semakin taat beribadah," ucapnya.
"Bukan hanya umat Muslim, melainkan juga umat beragama lainnya. Maka kami meyakini, jika semua umat beragama semakin taat beribadah yang beradah, maka negara kita, bangsa Indonesia akan semakin kuat dan kokoh," imbuhnya.
Muhaimin Iskandar juga menyampaikan pentingnya pendidikan politik kepada rakyat tentang bahaya politik uang. Pria yang akrab disapa Cak Imin itu mengatakan, apabila politik uang di Indonesia semakin marak, maka biaya politik di setiap pemilu akan semakin mahal.
"Maraknya politik uang akan menjadikan biaya politik di setiap pemilu akan semakin tinggi dan mahal. Ini tentu akan menutup peluang bagi aktivis dan masyarakat kompeten lainnya yang ingin berjuang di jalur politik," terangnya.