Ahad 31 Jul 2022 07:05 WIB

1 Muharram 1444 H Tandai Pergantian Tradisi Pemasangan Kiswah Kabah  

Arab Saudi lakukan pemasangan kiswah Kabah sebelumnya pada 9 Dzulhijjah

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Proses penggantian kain kiswah Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Arab Saudi lakukan pemasangan kiswah Kabah sebelumnya pada 9 Dzulhijjah
Foto: EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF MEDIA
Proses penggantian kain kiswah Kabah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Arab Saudi lakukan pemasangan kiswah Kabah sebelumnya pada 9 Dzulhijjah

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Arab Saudi mengubah tradisi pemasangan kiswah baru (kain penutup Kabah ) di Kota Suci Makkah pada Sabtu (30/7) pagi, atau bertepatan dengan awal tahun baru Islam 1444 Hijriyah. 

Dulu Kiswah diganti setahun sekali saat haji, khususnya pada pagi 9 Dzulhijjah setelah jamaah berangkat ke Padang Arafah, sebagai persiapan untuk menerima jamaah keesokan paginya, yang bertepatan dengan Idul Adha. 

Baca Juga

Bulan lalu, Presidensi Umum Dua Masjid Suci Arab Saudi mengumumkan perubahan tradisi sehingga acara tahunan akan diadakan pada malam 1 Muharram, hari pertama dalam kalender Hijriyah. 

Presiden Kepresidenan Dua Masjid Suci, Syekh Abdulrahman Al-Sudais, mengatakan perubahan itu dibuat berdasarkan keputusan kerajaan.  

Menurut Saudi Press Agency, perubahan Kiswah pada Sabtu pagi itu dilakukan tim 200 teknisi Arab Saudi dari Kompleks Raja Abdulaziz untuk Pembuatan Kiswah Kabah, di bawah pengawasan Syekh Sudais.  

"Kiswah baru terdiri dari empat sisi terpisah dan tirai pintu dipasang. Masing-masing dari empat sisi Kabah  diangkat secara terpisah ke atas Kabah  sebagai persiapan untuk dibuka di sisi lama dan memperbaiki sisi dari atas dengan mengikatnya dan menjatuhkan ujung sisi yang lain, setelah tali sisi yang lama dikendurkan,” kata Al-Sudais. 

Dengan menggerakkan sisi baru ke atas dan ke bawah secara gerakan permanen, maka sisi lama jatuh dari bawah dan sisi baru tetap, dan proses itu diulang empat kali untuk setiap sisi sampai gaun itu selesai, kemudian ikat pinggang ditimbang dalam garis lurus ke empat sisi dengan menjahitnya. 

“Proses ini dimulai pertama dari sisi kelima, karena adanya talang yang memiliki lubang tersendiri di bagian atas garmen, dan setelah semua sisi diperbaiki, sudut-sudutnya diperbaiki dengan menjahitnya dari atas ke bawah,” kata dia dilansir dari Arab News, Ahad (31/7/2022). 

Teknisi di Kompleks King Abdulaziz melakukan penenunan, penjahitan, dan pencetakan dengan tangan dan mesin menggunakan 47 lembar kain dan benang untuk membuat Kiswa. Mesin jahit komputerisasi terbesar di dunia, dengan panjang 16 meter, melakukan proses tersebut. 

Kain dijahit menjadi lima bagian yang berbeda dan dipasang pada alasnya dengan cincin tembaga. Sekitar 670 kilogram sutra mentah diwarnai hitam di kompleks itu. 

Kiswah dihiasi dengan kaligrafi ayat-ayat Alquran yang disulam ke kain dengan 120 kilogram benang emas 21 karat dan 100 kilogram benang perak. 

Biaya pembuatan Kiswa seberat 850 kilogram baru diperkirakan menelan biaya 25 juta riyal (Rp 98,6 miliar) atau lebih dari 6,5 juta dolar AS. menjadikannya kain penutup paling mahal di dunia. 

 

Sumber: arabnews 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement