Ahad 31 Jul 2022 08:19 WIB

Kemenag Dorong Penghulu Tingkatkan Level Kepemimpinan di Masyarakat

Pada level puncak kepemimpinan dipilih karena kebaikan yang abadi dari pemimpin

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, M Adib memberikan motivasi meningkatkan level kepemimpinan di masyarakat kepada 60 Penghulu Ahli Madya dari 19 provinsi.
Foto: Bimas Islam Kemenag
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, M Adib memberikan motivasi meningkatkan level kepemimpinan di masyarakat kepada 60 Penghulu Ahli Madya dari 19 provinsi.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, M Adib memberikan motivasi meningkatkan level kepemimpinan di masyarakat kepada 60 Penghulu Ahli Madya dari 19 provinsi. Pria yang akrab disapa Gus Adib ini menjelaskan adanya lima level kepemimpinan.

"Pertama, pemimpin karena posisi. Dia menjadi pemimpin sebagai dampak dari terbitnya surat keputusan. Di surat disebutkan, dia dipandang cakap dan mampu, kemudian apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan maka bisa dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya," ujar Gus Adib di Hotel Aston Kuta, Badung, Kamis (28/7/2022) malam.

Baca Juga

Dalam Temu Penghulu Ahli Madya di Bali ini, Gus Adib menambahkan, level kepemimpinan kedua adalah kepribadian. "Dia menjadi pemimpin karena kepribadian. Ia merupakan pemimpin yang memiliki hubungan baik dengan semua orang, ramah, perhatian, kasih sayang, dan rela berkorban," katanya.

Pada level ketiga, urai Gus Adib, seseorang menjadi pemimpin karena produktivitasnya. Ia melaksanakan amanat, mandat, tanggung jawab, dan menunjukkan hasil kerja. "Keempat, seseorang menjadi pemimpin karena mampu mengembangkan orang lain. Siapa yang dia pimpin akan bertambah pengalaman, keterampilan, dan wawasannya sehingga orang yang mengikutinya akan menjadi pemimpin pula di kemudian hari," ujar Gus Adib, dalam siaran persnya.

Pada level puncak, seorang diangkat sebagai pemimpin karena memiliki warisan kebaikan yang abadi (legacy). Pemimpin di level ini, jelas Gus Adib, seperti Nabi Muhammad dan sederet nama pemimpin bangsa. "Puncaknya adalah leadership by pinnacle (Puncak).  Warisan kebaikannya terlalu banyak. Ia meninggalkan banyak warisan kebaikan. Usia kebaikannya lebih panjang dibanding usia biologisnya. Setelah wafatnya masih dikenang dan diikuti. Di negeri ini, kita memiliki Bung Karno, Habibie, dan Gus Dur," kata Gus Adib dalam acara yang dihadiri Kasubdit Bina Kepenghuluan, Anwar Sa'adi, dan Koordinator Fungsi Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum Ditjen Bimas Islam, Andi Hukmah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement