REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memasuki awal Muharram terdapat beberapa amalan sunnah yang dapat dikerjakan kaum Muslimin. Amalan tersebut di antaranya puasa, memperbanyak amalan saleh dan bertobat.
Dikutip dari buki Misteri Bulan ‘Asyuro Antara Mitos dan Fakta karya Abu Abdillah Syahrul Fatwa, mendapati Muharram merupakan kenikmatan tersendiri bagi seorang mukmin karena bulan ini sarat dengan pahala dan ladang beramal bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam mempersiapkan hari esoknya.
Memulai awal tahun dengan ketaatan, agar pasti dalam melangkah dan menatap masa depan dengan optimis.
Dalam kitab Lathaif Al-Maarif, Abu Utsman an-Nahdi rahimahullah mengatakan, “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.”
1. Puasa
Salah satu amalan sunnah yang dianjurkan pada bulan ini yakni berpuasa. Inilah ibadah khusus yang ada dalilnya secara khusus. Adapun riwayat-riwayat lain yang menyebutkan ritual-ritual khusus selain puasa maka tidak ada yang sahih. Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
“Puasa yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram. (HR Muslim)
Hadits ini sangat jelas sekali bahwa puasa sunnah yang paling afdhal setelah Ramadhan adalah puasa pada Muharram. Maksud puasa di sini adalah puasa secara mutlak. Maka hendaknya kita memperbanyak puasa sunnah pada bulan ini, lebih utamanya ketika hari Asyura.
2. Memperbanyak amalan saleh
Bagi yang beramal saleh pada bulan ini ia akan menuai pahala yang besar sebagai kasih sayang dan kemurahan Allah kepada para hamba-Nya. Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan balasan yang besar. (Baca: al-Mauizhoh al-Hasanah Bima Yuhthobu Fi Syuhur as-Sanah)
Ini adalah keutamaan yang besar, kebaikan yang banyak, tidak bisa dikiaskan. Sesungguhnya Allah SWT adalah pemberi nikmat, pemberi keutamaan sesuai kehendaknya dan kepada siapa saja yang dikehendaki. Tidak ada yang dapat menentang hukumnya dan tidak ada yang dapat menolak keutamaan-Nya. (Baca: at-Tamhid)
3. Tobat
Tobat adalah kembali kepada Allah ﷻ dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Tobat adalah tugas seumur hidup. (Baca: Hady ar-Ruuh Ila Ahkam at-Taubah an-Nasuh)
Maka kewajiban bagi seorang Muslim apabila terjatuh dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Dan juga perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka bersegeralah bertaubat kepada
Allah ﷻ, karena dosa-dosa itulah yang memberatkan langkah kita dalam beribadah kepada Allah ﷻ di bulan mulia. (Baca: Majmu Fatawa)