Jamaah Haji Asal Yogyakarta Dipantau Puskesmas
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Jamaah haji melakukan sujud syukur saat turun dari pesawat usai tiba kembali di Tanah Air setelah menunaikan ibadah haji. | Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memantau kesehatan jamaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci. Jamaah haji asal Kota Yogyakarta baru saja pulang setelah menunaikan ibadah haji pada 29 Juli kemarin.
Ada 156 jamaah haji asal Kota Yogyakarta yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 20 SOC. Kepala Kantor Kemenag Kota Yogyakarta, Nur Abadi mengatakan, seluruh jamaah tersebut pulang dengan selamat.
Nur mengatakan, pemantauan kesehatan para jamaah yang baru pulang tersebut dilakukan oleh puskesmas. Pihaknya sendiri sudah berkoordinasi dengan Dinkes Kota Yogyakarta agar petugas puskesmas dapat terus melakukan pemantauan.
"Nanti begitu datang di tempat tinggal masing-masing, kemudian laporan ke puskesmas. Jadi memang ada pantauan dari dinkes melalui puskesmas terdekat," kata Nur.
Ia juga meminta agar seluruh jamaah tetap menjaga kesehatan. Utamanya menjaga protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19.
"Tetap menerapkan protokol kesehatan, ini karena potensi sakit bisa terjadi sewaktu-waktu, khususnya batuk dan flu," ujarnya.
Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan, pemantauan oleh petugas puskesmas dilakukan guna memastikan kesehatan jamaah haji yang baru saja pulang dari Tanah Suci.
Selain itu, juga mengantisipasi potensi penyebaran Covid-19 dan potensi penyakit lainnya seperti meningitis. "Setiap yang pulang harus dipantau puskesmas, mulai dari gejala demam, batuk, pilek dan meningitis, karena jamaah haji juga berisiko meningitis," kata Endang.
Ia juga meminta jamaah yang baru pulang untuk aktif dalam memeriksakan kesehatannya. Jika ditemukan adanya gejala Covid-19 maupun gejala lainnya, diharapkan dapat segera melapor ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Kalau memang aman saja (tidak ada gejala Covid-19 maupun gejala lainnya), diharapkan tetap melapor," ujar dia.
Jamaah juga diharapkan tidak menerima tamu maupun menggelar pengajian saat baru datang. Setidaknya, hal ini tidak dilakukan selama masa inkubasi Covid-19 yakni dua pekan.
"Sebaiknya menunda dulu menerima tamu selama dua minggu sesuai masa inkubasi Covid-19. Apalagi saat ini kondisi kasusnya naik lagi," jelasnya.