REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China pada Senin (1/8/2022) melakukan pergelaran sistem persenjataannya saat memperingati 95 tahun berdirinya Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Ini sekaligus menjadi peringatan terhadap Taiwan dan para penyokong kemerdekaan pulau itu.
Stasiun televisi resmi CCTV menayangkan peluru kendali hipersonik DF-17 di atas truk yang melintasi jalan raya di wilayah gurun barat laut China. Tanker udara YU-20 juga terlihat terbang mendekati Pulau Taiwan, yang hanya dipisahkan oleh selat di sebelah tenggara daratan China.
Pesawat itu tampaknya sedang melakukan pengisian bahan bakar bagi dua pesawat tempur J-16 di udara. Ada juga helikopter Z-20 yang turut berlatih di Selat Taiwan bersama kapal serang amfibi tipe 075.
Otoritas pertahanan Taiwan mencatat 27 pesawat militer China, termasuk YU-20, memasuki wilayah udaranya sejak 28 November 2021. Selain untuk memperingati 95 tahun PLA, pengerahan kekuatan militer China tersebut juga untuk memperingatkan Amerika Serikat tentang rencana kunjungan Ketua DPR ASNancy Pelosike Asia awal bulan ini.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Nasional China Jenderal Wei Fenghe mengatakan pihaknya akan segera merealisasikan program modernisasi militer agar PLA menjadi militer berkelas dunia. "Sejak dibentuk oleh Partai Komunis China, PLA telah mendedikasikan dirinya untuk kemerdekaan bangsa, termasuk pula untuk kemakmuran negara," kata Wei yang juga menjabat anggota Dewan Negara.
Selama lebih dari 95 tahun, kata dia, PLA telah memberikan dukungan yang kuat atas kedaulatan dan melindungi kepentingan China serta berkontribusi dalam stabilitas keamanan dan perdamaian dunia. "Ke depan, PLA akan memperkuat dirinya sendiri melalui reformasi dan modernisasi demi mewujudkan militer berkelas dunia sehingga bisa memenuhi tuntutan negara ini di dunia global," ujarnya.
Pernyataan Weiitu sesuai dengan arahan Presiden Xi Jinping, yang juga mengetuai Komisi Militer, bahwa modernisasi persenjataan PLA akan berlangsung hingga 2035.