Senin 01 Aug 2022 15:45 WIB

Jawa Timur Masuki Puncak Musim Kemarau

Sebagian kecil wilayah Jatim melalui puncak kemarau pada Juli 2022

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Petani menyiapkan lahan garam di Desa Pesanggrahan, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa (12/7/2022). Memasuki musim kemarau sejumlah petani garam di kawasan itu mulai menggarap lahan garam mereka.
Foto: ANTARA/Patrik Cahyo Lumintu
Petani menyiapkan lahan garam di Desa Pesanggrahan, Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Selasa (12/7/2022). Memasuki musim kemarau sejumlah petani garam di kawasan itu mulai menggarap lahan garam mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda memprediksi puncak kemarau di sebagian besar daerah di Jatim terjadi Agustus dan September 2022. Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto menyatakan, saat ini sebagian besar daerah di Jatim berstatus zona merah kemarau.

Teguh mengungkapkan memang ada daerah yang melalui puncak kemarau di Juli 2022, namun hanya sebagian kecil.

Baca Juga

"Puncak kemarau di Jatim. Rata-rata jatuh di Agustus dan September," ujarnya, Senin (1/8/2022).

Teguh merinci, fase puncak kemarau di Jatim tahun ini terjadi Juli hingga September. Fase puncak kemarau Juli 2022 meliputi sebagian Situbondo dan Banyuwangi serta sebagian Bojonegoro dan Tuban. Sementara daerah lainnya memasuki puncak kemarau pada Agus tus 2022, kecuali Nganjuk, sebagian Kediri, sebagian Madiun, sebagian Pasuruan, sebagian Mojokerto, sebagian Banyuwangi, sebagian Situbondo, dan sebagian Bondowoso yang puncak kemaraunya baru September 2022. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim terus melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten/ kota terkait ancaman bencana saat musim kemarau. Kabid Logistik da  Kedaruratan BPBD Jatim, Sriyono menyatakan, hal yang paling diantisipasi saat puncak musim kemarau ialah kekeringan dan kebakaran hutan atau lahan. Dua kejadian ini menjadi langganan tiap tahunnya di Jatim. 

"Saat ini kami masih menunggu data kekeringan dari kabupaten/ kota," ujarnya.

Sriyono memastikan, ketika ada laporan daerah yang mengalami kekeringan, pihaknya bakal langsung mengirimkan bantuan air. Sedangkan, untuk lahan atau hutan yang rawan kebakaran akan dibasahi secara berkala. Warga yang beraktivitas pun dilarang membuat api dan membuang putung rokok sembarangan di sekitar lahan yang mudah terbakar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement