REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH– Gambaran yang lebih jelas dari megaproyek NEOM di Arab Saudi menjadi lebih terlihat setelah Putra Mahkota Mohammed bin Salman mempublikasikan rencana kota linier sepanjang 170 kilometer.
Sebuah bagian kota yang disebut The Line yang diklaim mampu menampung lebih dari 9 juta orang.
Menurut pemerintah Arab Saudi, The Line akan mewujudkan bagaimana komunitas perkotaan di masa depan dalam lingkungan yang bebas dari jalan, mobil, dan emisi.
Wilayah ini dirancang 100 persen untuk pejalan kaki dan untuk energi terbarukan yang memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan individu. Pemukiman nantinya akan dibatasi pada tapak seluas 34 kilometer persegi untuk mengurangi perambahan infrastruktur ke alam.
Dilansir dari Archinect News, Jumat (29/7/2022), jalur ini dilengkapi dengan sistem rel berkecepatan tinggi yang mampu mengangkut pengendara dari ujung ke ujung hanya dalam waktu 20 menit.
Tata letak tempat tinggal lainnya akan didasarkan pada prinsip-prinsip konsep yang disebut Urbanisme Gravitasi Nol, yang memungkinkan pergerakan tiga arah orang melalui program bertumpuk.
Dengan memberlakukan pengaturan infrastruktur vertikal, Arab Saudi mengatakan The Line memungkinkan semua kebutuhan sehari-hari dapat diakses dalam waktu kurang dari 5 menit.
Salah satu hal yang masih mengganjal adalah penampakan fasad cermin raksasa, meskipun menurut pemerintah dimaksudkan untuk mencerminkan lanskap sekitarnya. Tapi pada kenyataannya, menciptakan kehadiran yang mengesankan dan tidak alami yang diperparah dengan ketinggiannya yang mencapai 500 meternya.
Dalam siaran pers disebutkan, perlunya memajukan teknologi konstruksi secara signifikan agar konstruksi ini dapat dicoba, karena jika memang ini terwujud, berarti akan menjadi gedung tertinggi ke-12 di dunia (belum lagi yang terpanjang). Sejalan dengan itu, pengguna media sosial tertentu dengan cepat mempertanyakan kelayakan akhir rencana tersebut.