REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang supir berinisial Y dan petugas medis dari klinik Smart Co Lab, diperiksa oleh tim penyidikan Direktorat Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri. Direktur Dirtipidum, Brigadir Jenderal (Brigjen) Andi Rian mengatakan, pemeriksaan tersebut bagian dari proses penyidikan tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua (J), saat baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer (E) di rumah Kadiv Propam nonaktif Inspektur Jenderal (Irjen) Ferdy Sambo.
“Ya betul. Petugas medis dari Smart Co Lab, dan seorang supir dari IJP FS (Irjen Ferdy Sambo) inisial Y saat ini, diperiksa di Bareskrim,” ujar Andi lewat pesan singkatnya dari Jakarta, Senin (1/8/2022).
Andi tak menerangkan materi dalam pemeriksaan tersebut. Namun, kepolisian menerangkan sebelum ini, Irjen Sambo saat insiden tembak-menembak terjadi di rumahnya pada Jumat (8/7/2022) dan melakukan tes PCR Covid-19 dengan petugas medis dari Smart Co Lab.
Pemeriksaan terhadap tenaga medis dari Smart Co Lab dan supir inisial Y, berbarengan dengan rangkaian penyidikan yang dilakukan oleh Tim Gabungan Khusus Mabes Polri, Senin (1/8/2022). Sejak pagi, tim bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tersebut, kembali mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) di rumah dinas Irjen Sambo di kawasasan Saguling III di Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).
Tim Gabungan Khusus melakukan uji balistik dari pistol Glock-17 dan HS yang dipakai oleh Bharada E, saat menembak mati Brigadir J. Brigjen Andi Rian, turut serta dalam uji balistik tersebut.
Kepala Bareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto juga ambil bagian dalam pengujian balistik tersebut. Namun, setelah serangkaian uji coba dilakukan sampai turun siang tak ada penjelasan dari Tim Gabungan Khusus atas hasil uji balistik tersebut.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo menerangkan, uji balistik di rumah dinas Irjen Sambo adalah pendalaman dari uji balistik pertama yang dilakukan oleh tim laboratorium forensik (Labfor) Polri. “Hari ini, progres dari Tim Khusus adalah melakukan pendalaman hasil dari uji balistik,” kata Dedi saat ditemui di TKP, Senin (1/8/2022).
Kata dia, ada tiga hal yang menjadi fokus penyidikan dalam uji balistik kali ini. Pertama, mengetahui sudut tembakan. Kedua, terkait dengan jarak tembakan. Terakhir, menyangkut soal sebaran tembakan.
“Uji balistik dilakukan dengan menggunakan senjata jenis Glock-1 dan HS,” kata Dedi.
Tetapi, Dedi mengatakan, hasil uji balistik belum dapat diumumkan ke publik karena masih mengharuskan adanya penelahaan. “Nanti. Kesimpulan dari uji balistik hari ini, nanti akan diumumkan secara komprehensif,” kata Dedi.
Sementara di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), tim penyelidik indenpenden, kembali melakukan permintaan keterangan terhadap sejumlah saksi yang mengetahui insiden baku tembak di rumah Irjen Sambo. Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam mengatakan, beberapa yang dimintai keterangan adalah satu ajudan Irjen Sambo yang tak hadir pada sesi permintaan kesaksian pekan lalu.
Satu lagi adalah petugas rumah tangga (PRT) di rumah Irjen Sambo. Sampai saat ini, permintaan keterangan di Komnas HAM masih terus berlangsung.