REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memberikan komentar terkait aksi unjuk rasa yang digelar guru honorer. Menurutnya, permasalahan guru honorer ini sederhana. Yakni, kebutuhan P3K dari formasi guru ini lebih sedikit dibandingkan mereka yang lulus ujian.
"Nah karena kebutuhan lebih sedikit, maka pastilah ada pihak-pihak yang belum masuk ke formasi," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, usai Rapim di Gedung Sate, Senin (1/8/2022).
Seiring waktu, kata dia, penyerapan guru itu akan ditingkatkan, agar penyerapan bisa lebih tinggi. "Jadi itu jawabannya. Itu pun dari kebutuhan yang 100 persen tidak bisa dipenuhi semua karena anggaran terbatas," katanya.
Di sisi lain, kata dia, P3K yang dari kesehatan justru kekurangan. Jadi, Jabar kelebihan calon P3K tenaga pendidik, tetapi kekurangan suplai dari tenaga kesehatan (nakes).
"Jadi ada jomplang di situ. Nah pak Sekda akan membuat statemen resmi Pemda sehingga kalau ada pertanyaan lagi Pak Sekda akan menuliskan apa yang saya sampaikan ini dengan poin-poin yang lebih panjang dan menyeluruh," katanya.
Jadi, kata dia, Pemprov Jabar punya keterbatasan anggaran. Namun, akan mengupayakan di tahun mendatang menaikan anggaran untuk menyerap P3K dari formasi guru yang sudah lulus ujian.