REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Dalam sebuah kegiatan bertujuan menginspirasi generasi muda, wanita Muslim berjilbab pertama di parlemen federal Australia Fatima Payman dalam pidato perdananya di Senat pada pekan lalu mendorong gadis-gadis yang mengenakan jilbab untuk memakainya dengan bangga.
Dengan bangga berbicara kepada Senat tentang jilbab, Payman mengatakan parlemen mulai mencerminkan keragaman sejati Australia. “Seratus tahun yang lalu, apalagi sepuluh tahun yang lalu, apakah parlemen ini akan menerima seorang wanita yang memilih jilbab untuk dipilih?”
“Bagi mereka yang memilih untuk menilai saya tentang apa yang harus saya kenakan atau menilai kompetensi saya berdasarkan penampilan luar saya, ketahuilah jilbab adalah pilihan saya,” katanya, dikutip di SBS News.
Dia juga mengatakan dia ingin gadis-gadis muda yang memutuskan mengenakan jilbab melakukannya dengan bangga dan melakukannya dengan pengetahuan bahwa mereka memiliki hak untuk memakainya. Dia tidak akan menilai seseorang yang memakai boardies dan sandal jepit di seberang jalan, dan juga tidak mengharapkan orang untuk menilainya karena memakai jilbab.
Senator Payman diketahui datang sebagai pengungsi sejak berusia delapan tahun dari Afghanistan sebagai seorang anak dengan orang tua dan tiga saudara kandungnya, sebelum tumbuh di pinggiran utara Perth. Dia menjadi emosional ketika dia mengenang pengorbanan almarhum ayahnya dalam memberinya kesempatan untuk menjadi senator.
Ayahnya, Abdul Wakil Payman datang ke Australia menggunakan kapal sebagai pengungsi pada 1999 dan dikurung di tahanan imigrasi. Selama empat tahun, ia bekerja berjam-jam sebagai koki, sopir taksi, dan penjaga keamanan untuk menabung cukup uang untuk membiayai keluarganya.
“Saya ingin rasa terima kasih pertama saya diungkapkan kepada almarhum ayah saya yang pengorbanannya tidak akan pernah terlupakan dan yang sangat saya harapkan ada di sini untuk melihat seberapa jauh putri kecilnya telah melangkah,” ucapnya, dilansir About Islam.
Pada usia 27 tahun, Payman juga menjadi senator termuda dan termuda ketiga dalam sejarah Senat. Mehreen Faruqi adalah senator Muslim Australia pertama, tetapi tidak mengenakan jilbab. Awal tahun ini, Anne Aly dan Ed Husic membuat sejarah saat mereka menjadi menteri Muslim pertama di Australia.