Senin 01 Aug 2022 21:03 WIB

Kapal Pertama Bawa 26 Ribu Ton Jagung Tinggalkan Pelabuhan Ukraina

Di pelabuhan Greater Odessa, 16 kapal lain sudah menunggu giliran.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani Serhiy menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022. Serhiy mengaku tidak bisa menjual biji-bijiannya karena tidak ada yang mau datang ke daerah yang terkena dampak penembakan Rusia . Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum dan jagung terbesar di dunia, tetapi invasi Rusia dan blokade pelabuhannya telah menghentikan sebagian besar aliran itu.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Petani Serhiy menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022. Serhiy mengaku tidak bisa menjual biji-bijiannya karena tidak ada yang mau datang ke daerah yang terkena dampak penembakan Rusia . Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum dan jagung terbesar di dunia, tetapi invasi Rusia dan blokade pelabuhannya telah menghentikan sebagian besar aliran itu.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Kapal pertama meninggalkan pelabuhan Odesa Ukraina sejak invasi Rusia membawa lebih dari 26.000 ton gandum pada Senin (1/8/2022). Kapal Kapal berbendera Sierra Leone bernama Razoni ini akan menjalani pemeriksaan di Istanbul sebelum melanjutkan ke Tripoli Lebanon.

Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) menyatakan, muatan itu diperkirakan tiba pada pemeriksaan di perairan Turki pada 2 Agustus. Badan yang berbasis di Istanbul ini telah meminta semua pihak untuk memberi tahu militer untuk memastikan perjalanannya yang aman untuk kapal yang mulai berlayar pada pukul 08.30 waktu setempat.

Baca Juga

"Kapal biji-bijian pertama sejak #SeranganRusia telah meninggalkan pelabuhan. Berkat dukungan semua negara mitra kami & @PBB, kami dapat sepenuhnya mengimplementasikan perjanjian yang ditandatangani di Istanbul," tulis Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov di Twitter.

"Membuka kunci pelabuhan akan memberikan setidaknya satu miliar dolar AS pendapatan devisa bagi perekonomian dan peluang bagi sektor pertanian untuk merencanakan musim tanam tahun depan," kata Kubrakov dalam pernyataan Kementerian Infrastruktur Ukraina.

Menurut pusat pemantauan yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ukraina, Rusia, dan Turki ini, mereka telah memverifikasi kesiapan pelabuhan di Odesa, serta kemampuan kendaraan untuk berangkat sebelum otorisasi.

Pejabat kepresidenan Ukraina mengatakan, ada 17 kapal yang berlabuh di pelabuhan Laut Hitam Ukraina dengan hampir 600.000 ton kargo. Sebanyak 16 kapal membawa biji-bijian Ukraina dengan total tonase sekitar 580.000 ton.

"Di pelabuhan Greater Odessa, 16 kapal lain sudah menunggu giliran. Ini adalah kapal yang telah diblokir sejak awal invasi skala penuh Rusia,” kata Kubrakov.

"Hari ini Ukraina, bersama dengan mitranya, membuat langkah lain untuk mencegah kelaparan dunia," ujarnya.

Keberangkatan kapal bisa terjadi setelah Moskow, Kiev, Ankara, dan PBB menandatangani perjanjian ekspor biji-bijian dan pupuk pada Juli. Kesepakatan itu bertujuan untuk memungkinkan perjalanan yang aman untuk pengiriman biji-bijian masuk dan keluar dari pelabuhan Chornomorsk, Odesa, dan Pivdennyi.

"Pengerahan kapal lain direncanakan dalam lingkup koridor dan metode yang ditentukan sebagai bagian dari perjanjian 22 Juli," kata Kementerian Pertahanan Turki. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement