REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Langkah Amerika Serikat mendominasi kawasan Eropa melalui keanggotaan Pakta Keamanan Atlantik Utara atau NATO, telah membuat berang Rusia. Negara yang luasnya berbatasan langsung dengan benua Eropa dan Asia ini akan melawan posisi NATO di kawasan yang berbatasan langsung dengan negaranya.
Penegasan itu tertuang dalam doktrin militer baru Angkatan Laut Rusia yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin pada Ahad (31/7/2022) lalu. Dokumen setebal 55 halaman itu mengatakan "tantangan dan ancaman utama" terhadap keamanan dan pembangunan nasional Rusia adalah "tujuan strategis Washington mendominasi lautan dunia" dan infrastruktur militer NATO bergerak menuju perbatasan Rusia.
"Kebijakan internal dan eksternal independen Rusia menghadapi tindakan balasan dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang bertujuan untuk mempertahankan dominasi mereka di dunia, termasuk lautan," kata doktrin yang ditandatangani pada Hari Angkatan Laut Rusia.
Moskow memandang aliansi militer Barat - musuh Uni Soviet selama Perang Dingin - sebagai ancaman eksistensial. Ancaman inilah yang digunakan Rusia untuk membenarkan serangannya ke Ukraina saat perang pertamanya di Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Doktrin tersebut mengatakan Moskow akan berusaha untuk memperkuat posisi terdepannya . Di antaranya dalam menjelajahi Kutub Utara dan mempertahankan sumber daya mineralnya serta "stabilitas strategis" di sana dengan memperkuat potensi armada utara dan Pasifik.
Dokumen itu juga menyebutkan keinginan Rusia untuk mengembangkan rute laut "aman dan kompetitif" dari Eropa ke Asia, yang dikenal sebagai Jalur Timur Laut. Jalur ini akan melalui garis pantai Arktik negara itu dan memastikan jalur ini beroperasi sepanjang tahun.
"Rusia saat ini tidak dapat eksis tanpa armada yang kuat... dan akan mempertahankan kepentingannya di lautan dunia dengan tegas dan dengan resolusi," tegas dokumen doktrin tersebut.