Triwulan III, Inflasi DIY Lanjutkan Tren Perlambatan
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Triwulan III, Inflasi DIY Lanjutkan Tren Perlambatan (ilustrasi). | Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) DIY mencatat bahwa inflasi di DIY melanjutkan tren perlambatan memasuki triwulan III. Hal ini terlihat dari catatan inflasi DIY pada Juli 2022 sebesar 0,47 persen (mtm).
"(Inflasi di Juli) Menurun dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,52 persen (mtm)," kata Kepala Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan dalam keterangan resminya, Senin (1/8) malam.
Dengan capaian tersebut, inflasi DIY secara keseluruhan di 2022 berada pada level 4,37 persen (ytd) atau 5,70 persen (yoy) untuk inflasi tahun Juli 2022 terhadap Juli 2021.
Perlambatan inflasi, kata Budi, utamanya bersumber dari berlanjutnya deflasi komoditas emas, perhiasan dan bawang putih, serta melambatnya inflasi bulanan aneka cabai dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan lebih lanjut, tertahan oleh inflasi bawang merah yang menjadi salah satu faktor pendorong utama inflasi secara bulanan. Ia menyebut, harga jual bawang merah belum kunjung normal seiring dengan harga bibit bawang merah yang masih tinggi.
"Pasokan bawang merah yang terbatas akibat anomali cuaca pada periode sebelumnya mendorong petani untuk menjual persediaan bibit bawang," ujar Budi.
Meski begitu, Budi menjelaskan secara keseluruhan inflasi DIY di 2022 diperkirakan meningkat dibandingkan 2021. Peningkatan ini utamanya disebabkan oleh permintaan domestik yang menguat.
Pasalnya, BI DIY mencatat permintaan masyarakat saat ini semakin membaik yang tercermin pada hasil Survei Konsumen (SK) BI dengan mencatatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DIY Juli 2022 mencapai 139,2 poin. Selain itu, juga didukung dengan adanya transmisi harga global ke domestik yang terus berlanjut.
"Dalam rangka mengantisipasi risiko tersebut, BI bersama dengan TPID DIY terus melakukan serangkaian kegiatan untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif," jelasnya.