REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak peristiwa yang telah terjadi pada umat Islam dan menjadi transformasi penting dalam sejarah Islam. Di garis depan peristiwa ini adalah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
Hijrah Nabi memiliki banyak sebab dan tujuan. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah Islam merupakan titik balik dalam perjalanan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sehingga beliau menanggung semua rasa sakit dan bahaya.
Hijrah yang dilakukan Nabi SAW tentu tidak seperti yang dibayangkan sebagian orang, yang mungkin menilai hanya sebuah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Peristiwa itu merupakan peristiwa agung yang diwujudkan dengan banyak mukjizat ilahi.
Namun, mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya, mengapa Nabi hijrah? Apakah memang semestinya dilakukan? Tentu tidaklah mudah untuk membatasi alasan hijrah Rasulullah SAW pada satu alasan, karena hijrah Nabi memiliki aspek yang berbeda. Meski demikian setidaknya ada dua faktor mengapa Nabi SAW hijrah.
Pertama, karena penganiayaan kaum Quraisy terhadap Muslim di Makkah. Setelah jumlah Muslim di dalam dan sekitar Mekah mulai meningkat, kaum Quraisy mulai merasa bahwa situasi akan memihak kepada Islam, dan juga bertentangan dengan banyak kepentingan, ekonomi dan sosial mereka.
Hal itu karena kedatangan Islam menghancurkan dasar-dasar sistem sosial yang didasarkan pada permusuhan, kebencian dan ketidakadilan, dan penyetaraan antara tuan dan budak dalam hak dan kewajiban. Faktor-faktor ini jelas tidak menguntungkan posisi para petinggi kaum Quraisy. Karena ketika semakin banyak yang masuk Islam setiap hari, ini merugikan mereka.
Penganiayaan kaum Quraisy terhadap Rasulullah SAW dan para sahabatnya mencapai puncaknya, ketika menyingkirkan umat Muslim dengan menolak dan melakukan berbagai bentuk serangan.
Kedua, untuk menyebarkan dakwah Islam ke luar Makkah. Islam datang bukan hanya untuk satu bangsa atau satu suku, tetapi juga menjadi pesan untuk semua bangsa untuk tidak menyembah kecuali kepada Allah azza wa jalla dan tidak mempersekutukan apapun dengan-Nya.
Karena itu, Islam harus membangun lintasannya sendiri yang dapat menyebarkannya ke seluruh dunia. Dalam konteks tersebut, Madinah adalah salah satu pusat terpenting yang bisa menjadi pusat utama penyebaran dakwah.
Kaum Ansar di Madinah berjanji setia kepada Rasulullah SAW. Di Madinah terdapat ketaatan dan kecintaan pada Islam dari para warganya. Dengan demikian, hijrah Nabi SAW ke Madinah adalah hal yang diperlukan agar umat Islam mengumpulkan kekuatan mereka dan mulai menyebarkannya ke seluruh dunia.