Selasa 02 Aug 2022 22:32 WIB

Semen Indonesia Group Lepas Hasil Budi Daya Ikan Bilih di Sumbar

Semen Indonesia sebut Ikan Bilih jadi salah satu endemik yang terancam punah.

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Semen Padang yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melepas tujuh ribu ikan bilih hasil pembudidayaan di area konservasi Kehati PT Semen Padang ke habitat aslinya yaitu Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Adapun pelepasan ikan bilih dilakukan dua kali, sebanyak empat ribu ekor telah dilepaskan pada Maret 2022 dan tiga ribu ekor ikan bilih dilepaskan pada Sabtu (30/7/2022).
Foto: istimewa
PT Semen Padang yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melepas tujuh ribu ikan bilih hasil pembudidayaan di area konservasi Kehati PT Semen Padang ke habitat aslinya yaitu Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Adapun pelepasan ikan bilih dilakukan dua kali, sebanyak empat ribu ekor telah dilepaskan pada Maret 2022 dan tiga ribu ekor ikan bilih dilepaskan pada Sabtu (30/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Padang yang merupakan anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk melepas tujuh ribu ikan bilih hasil pembudidayaan di area konservasi Kehati PT Semen Padang ke habitat aslinya yaitu Danau Singkarak, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Adapun pelepasan ikan bilih dilakukan dua kali, sebanyak empat ribu ekor telah dilepaskan pada Maret 2022 dan tiga ribu ekor ikan bilih dilepaskan pada Sabtu (30/7/2022).

Ikan Bilih merupakan ikan endemik khas Danau Singkarak yang terancam punah. Saat ini populasinya sangat terbatas akibat eksplorasi besar-besaran menggunakan metode yang sangat merugikan masyarakat.

PT Semen Padang menjadi yang pertama berhasil mengembangbiakkan di luar habitat asli ikan bilih dengan menggunakan beberapa teknologi yakni alami, semi alami dan buatan. Pengembangbiakan dilakukan di laboratorium penelitian di area D1 PT Semen Padang.

Direktur Utama Semen Indonesia Donny Arsal mengatakan, ikan bilih merupakan hasil konservasi yang dilakukan oleh PT Semen Padang bekerja sama dengan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta (UBH) di Area Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) milik PT Semen Padang sejak Juli 2018.

“Konservasi ikan bilih merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, khususnya ikan bilih Danau Singkarak jenis Mystacoleucus Padangensis dan satu-satunya di dunia yang terancam punah akibat eksploitasi,” ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (2/8/2022).

Menurutnya, konservasi yang dilakukan cukup efektif dalam menjaga kelestarian ikan bilih. Diharapkan konservasi ikan bilih yang dilakukan perusahaan diimbangi dengan pembatasan penggunaan bagan dan sebagainya. 

“Melihat tingkat keberhasilan yang tinggi, upaya konservasi ini perlu ditingkatkan dalam skala yang lebih besar lagi serta dapat menjadi edukasi bagi masyarakat tentang pembudidayaan ikan bilih di luar habitatnya,” ucapnya.

Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy mengapresiasi upaya pelestarian ikan Bilih yang dilakukan Semen Indonesia bersama LPPM UBH. Menurutnya konservasi ikan bilih di luar habitatnya tidak mudah dilakukan, banyak kegagalan dan keberhasilannya sangat kecil. 

“Bahkan pada 2020, status ikan bilih dinyatakan hampir punah. Harusnya, dengan status yang hampir punah, ikan bilih ini harus lebih mahal dibandingkan ikan salmon di restoran Jepang,” ucapnya.

Rektor UBH, Tafdil Husni mengatakan, keterlibatan UBH dalam konservasi ikan bilih merupakan suatu bentuk kontribusi UBH melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) yang didukung oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Apalagi, status ikan bilih Danau Singkarak pada 2020 menuju kepunahan.

Menurut Tafdil Husni, hasil dari penebaran ikan bilih dinilai akan luar biasa terhadap ekonomi nelayan bilih Danau Singkarak. Sebagai contoh, dari 1.500 ekor ikan bilih yang disebar dan didalamnya ada delapan ratus ekor betina, maka masing-masing betina akan mempunyai tiga ribu telur. Jika dikalkulasikan, maka jumlahnya akan ada 2,4 juta ekor ikan bilih yang akan berkembang biak. Kemudian satu juta ekor ikan bilih, sama dengan lima ribu kg.

“Sekarang ini harga ikan bilih Rp 50 ribu. Kalau kita perhitungkan lagi dalam setahun, maka jumlahnya bisa mencapai Rp 250 juta. Ini satu juta ekor ikan yang dihasilkan dari 800 ikan bilih betina yang disebar hari ini. Apalagi kalau hitungan kertasnya 2,4 juta, tentu hasilnya ada sekitar Rp 600 juta per tahun. Makanya, mari sama-sama kita jaga kelestarian ikan bilih ini, supaya bisa berkembang dengan baik habitat aslinya ini,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement