REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Realisasi pertumbuhan perumahan di wilayah Jatim mencapai 40 persen secara tahunan atau year on year (YoY), karena sudah mulai muncul proyek baru di beberapa daerah setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.
Kepala Kantor Wilayah 3 Bank BTN, Teguh Wahyudi, saat ditemui dalam acara Diklat Anggota DPD Real Estate Indonesia (REI) di Surabaya, Jatim, Selasa (2/8/2022) mengatakan realisasi itu tercatat dari Juni 2021 hingga Juni 2022, dengan serapan mayoritas ke rumah subsidi.
"Kami terus mendorong penyerapan pembiayaan kepada rumah nonsubsidi, seperti kawasan komersial dan apartemen. Sebab, lokasi pengembangan untuk subsidi kini sudah mulai terbatas, khususnya di wilayah Surabaya Raya," katanya.
Teguh mengatakan pengembangan kawasan baru rumah subsidi saat ini telah menyebar ke berbagai daerah di Jatim, seperti di Kediri, Jember, Gresik serta Banyuwangi."Kami di BTN masih memprioritaskan diri kepada rumah subsidi, dan kepada masyarakat yang membutuhkan rumah. Kemudian, kami juga dorong di kawasan komersial dan apartemen, karena kami ada fasilitas tersebut," kata Teguh.
Ia berharap, dengan adanya pelatihan yang digelar DPD REI Jatim akan tumbuh kawasan-kawasan baru, serta proyek pengembangan yang memanfaatkan pembiayaan dari BTN."Pelatihan hari ini, kami mendorong teman-teman di REI untuk bisa memanfaatkan pembiayaan yang kami tawarkan, khususnya untuk pengembangan kawasan baru, atau proyek lama yang bisa dikembangkan," katanya.
Sebab, kata dia, BTN masih memiliki fasilitas kredit konstruksi, dan khusus untuk perumahan subsidi ada fasilitas untuk pembebasan lahan."Kami mengajak teman-teman bagaimana membuat proyek yang baik, kami akan edukasi di situ, sehingga risikonya bisa dilakukan dengan mitigasi yang baik," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD REI Jatim, Soesilo Efendy mengatakan tujuan pelatihan yang digelar dalam dua hari ini, yakni Selasa (2/8) hingga Rabu (3/8) adalah memberikan edukasi terhadap istilah-istilah baru dalam dunia properti."Aturan yang baru perlu digalakkan, seperti IMB kini diganti dengan kata Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), dan banyak aturan lain yang kini diubah, sehingga perlu digalakkan melalui pelatihan seperti ini," katanya.
Selain itu, pelatihan juga bertujuan memberikan motivasi terhadap anggota untuk melakukan pengembangan baru perumahan di Jatim, sehingga bisa menggerakkan ekonomi daerah, setelah sebelumnya harus terhenti akibat pandemi COVID-19.
"Dengan adanya diklat yang didukung BTN, ke depan kami banyak belajar bagaimana melaksanakan proyek sebab banyak nara sumber yang kompeten dalam acara itu," katanya.