Akselerasi Mocaf Sebagai Produk Unggulan Gunungkidul Terus Didorong
Red: Fernan Rahadi
Para peserta berfoto bersama pada acara Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Mocaf Gunungkidul dengan tema Akselerasi Mocaf sebagai Produk Unggulan Kabupaten Gunungkidul di Kompleks Pemda Gunungkidul, Rabu (27/7/2022) lalu. | Foto: dokpri
REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Singkong merupakan salah satu komoditas unggulan yang dihasilkan dari petani Gunungkidul. Meskipun demikian, untuk lebih meningkatkan nilai jual terutama Ketika musim panen maka singkong harus diolah menjadi produk lain, salah satunya yang potensial adalah dibuat menjadi tepung Modified Cassava Flour (Mocaf).
Mocaf adalah bahan dasar yang bisa diolah menjadi berbagai jenis produk makanan yang bermutu dan berkualitas tinggi. Mocaf memiliki banyak manfaat untuk dikonsumsi, termasuk untuk kesehatan. Namun, lagi-lagi, permasalahannya adalah soal harga, pemasaran, dan dukungan dari multipihak untuk menjadikan Mocaf sebagai ikon masyarakat Gunungkidul.
Terkait dengan hal itu, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mendorong pengembangan Mocaf bisa lebih akseleratif sehingga menjadi produk unggulan dan andalan Gunungkidul.
"Kami ingin mendorong ke depannya agar pengembangan Mocaf bisa lebih akseleratif sehingga menjadi produk unggulan dan andalan Gunungkidul. Karena itu, diperlukan sinergi pentahelix dari akademisi, dunia usaha, komunitas, pemerintah dan media untuk mengakselerasi pengembangan Mocaf,” ujar Ketua MPM PWM DIY, Agus Amin Syaifuddin pada acara Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Mocaf Gunungkidul dengan tema "Akselerasi Mocaf sebagai Produk Unggulan Kabupaten Gunungkidul" di Kompleks Pemda Gunungkidul, Rabu (27/7/2022) lalu.
Hadir sebagai pembicara kunci adalah Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Gunungkidul. Narasumber lain adalah dari MPM PWM DIY, Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah Kabupaten Gunungkidul, dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul.
Kabag Perekonomian dan SDA, Yuni Hartini menyampaikan beberapa strategi yang dapat dilakukan diantaranya Literasi dan edukasi mocaf yang lebih luas kepada masyarakat, jejaring pemasaran, membuat kebijakan yang berpihak pada pengembangan panan lokal, branding Mocaf yang lebih masif dan mendorong tempat pengolahan Mocaf menjadi destinasi wisata.
Sementara itu, Kadis Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Ismiyadi, mengatakan bahwa lahirnya Inovasi Teknologi Ubi Kayu menjadi Mocag membuka peluang bisnis potensial serta keberadaannya merupakan alternatif bagi industri pengolahan makanan nasional yang menyehatkan.
MPM PWM DIY merupakan lembaga dakwah sosial yang selama kurang lebih sepuluh tahun ini telah mendampingi kelompok Mocaf di Gunungkidul. Hingga saat ini, MPM masih sangat konsisten melakukan pemberdayaan masyarakat di bidang ini.