Rabu 03 Aug 2022 14:05 WIB

ASEAN Peringatkan Myanmar Setop Eksekusi Para Tahanan

Myanmar tidak mengutus delegasi ke 55th ASEAN Ministerial Meeting.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyampaikan pidato saat pembukaan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-55 (AMM ke-55) di Phnom Penh, Kamboja, Rabu, 3 Agustus 2022. Para menteri luar negeri Asia Tenggara berkumpul di ibu kota Kamboja untuk pertemuan yang membahas kekerasan yang terus berlanjut di Myanmar dan masalah lainnya, bergabung dengan diplomat top dari Amerika Serikat, China, Rusia dan kekuatan dunia lainnya di tengah ketegangan atas invasi ke Ukraina dan kekhawatiran atas ambisi Beijing yang berkembang di wilayah tersebut. (
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyampaikan pidato saat pembukaan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-55 (AMM ke-55) di Phnom Penh, Kamboja, Rabu, 3 Agustus 2022. Para menteri luar negeri Asia Tenggara berkumpul di ibu kota Kamboja untuk pertemuan yang membahas kekerasan yang terus berlanjut di Myanmar dan masalah lainnya, bergabung dengan diplomat top dari Amerika Serikat, China, Rusia dan kekuatan dunia lainnya di tengah ketegangan atas invasi ke Ukraina dan kekhawatiran atas ambisi Beijing yang berkembang di wilayah tersebut. (

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Ketua ASEAN tahun ini, Kamboja, memperingatkan Myanmar untuk tidak melanjutkan tindakan eksekusi terhadap para tahanan di negara tersebut. Peringatan itu terkait dengan langkah junta Myanmar mengeksekusi empat aktivis demokrasi di negara tersebut bulan lalu.

“(ASEAN) kecewa dan terganggu dengan eksekusi para aktivis oposisi ini, meskipun ada seruan dari saya dan yang lain agar hukuman mati dipertimbangkan kembali demi dialog politik, perdamaian, serta rekonsiliasi,” kata Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dalam pidatonya saat membuka 55TH ASEAN Ministerial Meeting di Phnom Penh, Rabu (3/8/2022).

Baca Juga

Dia berharap tak ada lagi eksekusi terhadap para aktivis atau tokoh oposisi yang saat ini ditahan oleh junta Myanmar. “Jika lebih banyak tahanan yang akan dieksekusi, kita akan dipaksa untuk memikirkan kembali peran kami terhadap lima poin konsensus ASEAN,” ucapnya.

photo
Dari kiri ke kanan: Penjabat Wakil Menteri Luar Negeri Filipina, Theresa Lazaro, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai, Menteri Luar Negeri Vietnam But Thanh Son, Menteri Luar Negeri Kamboja Peak Sokhonn, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Erywan Yusof, Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi berfoto bersama dalam sesi Planary Session for the 55th ASEAN Foreign Ministers Meeting (55th AMM) di Phnom Penh, Kamboja, Rabu, 3 Agustus 2022. - (AP Photo/Heng Sinith)

Myanmar tidak mengutus delegasi ke 55th ASEAN Ministerial Meeting. Hal itu karena Kamboja selaku ketua ASEAN tahun ini telah melarang partisipasi menlu junta Myanmar dalam pertemuan tersebut. Tak adanya kemajuan signifikan dalam pelaksanaan lima poin konsensus melatari keputusan yang diambil Kamboja. Langkah Kamboja berpegang pada ketiadaan kesepakatan di antara negara anggota ASEAN untuk mengundang perwakilan junta Myanmar.

Lima poin konsensus merupakan bentuk upaya ASEAN untuk mengatasi krisis Myanmar pasca-kudeta yang dilakukan militer pada 1 Februari 2021. Negara tersebut diguncang gelombang demonstrasi menentang langkah militer mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil. Militer Myanmar merespons aksi unjuk rasa tersebut secara represif dan brutal. Lebih dari 2.100 orang dilaporkan tewas dan hampir 15 ribu lainnya ditangkap selama demonstrasi digelar. 

Dalam lima poin konsensus, ASEAN menyerukan agar aksi kekerasan di Myanmar segera diakhiri dan para pihak menahan diri sepenuhnya. Myanmar pun diminta segera memulai dialog konstruktif guna menemukan solusi damai. Selanjutnya utusan khusus ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN. ASEAN pun akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Terakhir, utusan khusus dan delegasi ASEAN bakal mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement