Rabu 03 Aug 2022 15:44 WIB

Kepala IAEA Peringatkan PLTN Ukraina Status Mengkhawatirkan

IAEA mendesak Rusia dan Ukraina mengizinkan para ahli mengunjungi PLTN.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.
Foto: AP Photo/Hiro Komae
Direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi memperingatkan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa di Ukraina benar-benar di luar kendali, Selasa (2/8/2022). Dia mengeluarkan permohonan mendesak ke Rusia dan Ukraina untuk segera mengizinkan para ahli mengunjungi kompleks tersebut untuk menstabilkan situasi dan menghindari kecelakaan nuklir.

Kepala IAEA mengatakan dia dan timnya membutuhkan perlindungan untuk sampai ke pabrik dan kerja sama mendesak Rusia dan Ukraina. Dia mengatakan, situasi semakin berbahaya setiap hari di pabrik Zaporizhzhya di kota tenggara Enerhodar yang direbut pasukan Rusia pada awal Maret. "Setiap prinsip keselamatan nuklir telah dilanggar di pabrik," katanya.

Baca Juga

"Apa yang dipertaruhkan sangat serius dan sangat serius dan berbahaya," ujarnya.

Grossi mengutip banyak pelanggaran keamanan pabrik itu dan integritas fisik pabrik belum dihormati. Dia merujuk pada penembakan di awal perang ketika fasilitas tersebut diambil alih dan melanjutkan informasi dari Ukraina serta Rusia yang saling menuduh serangan di Zaporizhzhya.

Ada situasi paradoks, menurut Grossi, dengan pabrik itu dikendalikan oleh Rusia, tetapi staf Ukraina terus menjalankan operasi nuklir. Kondisi ini mengarah ke momen gesekan dan dugaan kekerasan yang tak terhindarkan.

Grossi mengatakan, rantai pasokan peralatan dan suku cadang telah terputus. "Jadi kami tidak yakin pabrik mendapatkan semua yang dibutuhkannya," katanya.

IAEA juga perlu melakukan inspeksi yang sangat penting untuk memastikan bahwa bahan nuklir dijaga. "Dan ada banyak bahan nuklir di sana untuk diperiksa,” kata Grossi.

Menurut Grossi, dia sudah bersikeras sejak hari pertama invasi bahwa badan tersebut harus dapat pergi ke fasilitas nuklir tersebut untuk melakukan evaluasi keselamatan dan keamanan. Tindakan ini sangat diperlukan untuk melakukan perbaikan dan membantu seperti yang telah dilakukan di Chernobyl. 

Perampasan Zaporizhzhya oleh Rusia memperbaharui kekhawatiran bahwa yang terbesar dari 15 reaktor nuklir Ukraina dapat rusak. Kondisi ini memicu keadaan darurat lain seperti kecelakaan Chernobyl 1986 yang menjadi bencana nuklir terburuk di dunia.

Grossi mengunjungi Chernobyl pada 27 April dan mentweet bahwa tingkat keamanannya seperti kedipan lampu merah. Dia mengatakan, IAEA membentuk misi bantuan di Chernobyl pada waktu itu sangat sukses.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement