REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dedi Gumelar atau yang biasa akrab disapa Miing Bagito memutuskan gabung ke Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia. Dedi mengungkapkan alasan dirinya memilih gabung ke Partai Gelora.
"Tentu gini, saya termasuk orang yang tidak suka terkungkung dalam feodalism secara budaya, yang menarik partai ini nggak ada dewan syuro, pasti nggak ada yang atur artinya teman-teman bisa berundingan sendiri, ini menarik," kata Dedi dalam diskusi daring, Rabu (3/8).
Dedi menilai, meskipun Partai Gelora tak jauh berbeda dengan partai lain yang secara hierarkhi terdiri dari ketua umum dan sekjen, namun secara psikologis Partai Gelora lebih menjunjung kesetaraan.
"Secara psikologis lebih equal gitu. Bukan berarti kita berhak dalam tanda kutip kalau anak Betawi bilang ngelunjak atau apa, tapi tidak. Tapi, lebih kita punya kreatifitas, punya kemerdekaan berpikir itu bisa disampaikan," ujarnya.
"Karena esensinya bagi seseorang bisa berkarya, bisa berkarir, bisa apa saja baik sosial-budaya, sosial-politik esensinya kemerdekaan. Ketika kemerdekaan terkungkung itu agak sulit. Sehebat apapun orang berpikir belum tentu bisa sama dengan orang lain," imbuhnya.
Selain itu, dirinya juga mengaku, sudah berkawan cukup dekat dengan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, dan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Dirinya merasa memiliki ikatan emosional dengan Partai Gelora.
"Saya kira ini bisa menjadi arah baru untuk terlibat dalam perjuangan memperbaiki, jadi yang menarik buat saya tidak membicarakan masa lalu siapapun dia yang ada di belakang itu, tapi berpikir ke depan dengan siapa dia bersama. Ini jadi penting buat saya," ungkapnya.
Dedi sebelumnya pernah bergabung dengan PDIP. Dirinya juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014. Dirinya juga pernah tercatat sebagai kader Partai Amanat Nasional (PAN) sebelum akhirnya memilih berlabuh ke Partai Gelora.