Rabu 03 Aug 2022 19:24 WIB

Angka Kematian Harian Covid-19 Meningkat, Pakar : Waspadai Tiga Hal Ini

Tren kecenderungan kenaikan kematian yang akan secara terus menerus terjadi.

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Warga antre vaksinasi Covid-19 booster di RSA UGM, Sleman, Yogyakarta, Rabu (3/8/2022). Setiap hari 150 dosis vaksin Covid-19 disediakan untuk warga. Kasus aktif Covid-19 di Sleman terus naik, satabini kasus aktif menembus 400 kasus. Sementara itu, target 50 persen vaksinasi dosis ketiga atau booster hingga akhir Juli belum tercapai. Berdasarkan data Satgas Covid-19 Sleman, per 30 Juli warga Sleman yang menerima vaksin Covid-19 booster baru mencapai 40 persen.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga antre vaksinasi Covid-19 booster di RSA UGM, Sleman, Yogyakarta, Rabu (3/8/2022). Setiap hari 150 dosis vaksin Covid-19 disediakan untuk warga. Kasus aktif Covid-19 di Sleman terus naik, satabini kasus aktif menembus 400 kasus. Sementara itu, target 50 persen vaksinasi dosis ketiga atau booster hingga akhir Juli belum tercapai. Berdasarkan data Satgas Covid-19 Sleman, per 30 Juli warga Sleman yang menerima vaksin Covid-19 booster baru mencapai 40 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sempat nol kasus kematian pada 24 Juni 2022, angka kematian harian Covid-19 di Indonesia kembali menanjak dan menembus dua digit hingga kini. Jika sepekan terakhir angka kematian harian Covid-19 tercatat di angka belasan, pada hari ini, angka kematian mencapai 24 orang pada Selasa (2/8/2022) kemarin.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga mengajak semua pihak untuk mewaspadai tren Covid-19 akibat subvarian baru yang kini tengah melanda Tanah Air.

Baca Juga

"Kemarin 2 Agustus 2022 ada 24 orang warga kita yang meninggal dunia akibat COVID-19, ini adalah angka tertinggi dalam 3 bulan terakhir ini. Sejak Mei 2022 sampai Juli angkanya selalu dibawah 20 kematian. Ada sedikitnya tiga alasan Kenapa kita amat perlu mewaspadai angka ini," kata Tjandra yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rabu (3/8).

Hal pertama yang harus diwaspadai adalah tren kecenderungan kenaikan kematian yang akan secara terus menerus terjadi. Sepanjang Juni 2022 angka kematian harian selalu di bawah 10 orang, di bulan Juli jadi di atas 10 orang dan di bulan Agustus ini melewati 20 orang. "Kita belum tahu bagaimana di hari-hari ke depan ini," ucap Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI tersebut.

Hal kedua yang harus diwaspadai adalah angka kematian di berbagai negara juga meningkat. Dalam sepekan terakhir angka kematian harian di Australia rata-rata adalah 94 orang, angka tertinggi negara itu selama pandemi ini.

"Jepang pada 1 Juli 2022 ada 21 orang yang meninggal karena Covid-19, dan di 1 Agustus angkanya meningkat menjadi 94 kematian, naik hampir lima kali lipat. India pada 1 Juni 2022 mencatat 5 kematian dan pada 1 Agustus 2022 naik tinggi menjadi 34 orang," rinci Tjandra.

Terakhir, sambung Tjandra, satu nyawa yang meninggal sangatlah amat berharga dan tidak dapat tergantikan oleh apapun juga. Karena tiga hal tersebut, maka perlu meningkatkan kewaspadaan, setidaknya dalam lima hal.

"Pertama, surveilan epidemiologik dijalankan dengan baik, sehingga data dari seluruh pelosok negeri dapat dikompilasi dan di analisa dengan baik," ujar Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

Kedua, kemampuan testing harus ditingkatkan agar di dapat angka riil jumlah kasus di masyarakat. Hal ketiga, adalah meningkatkan telusur atau tracing agar dari setiap kasus didapat dua informasi, dari mana tertular dan kemana saja menularkannya."Keempat, vaksinasi booster yang masih di bawah 30 persen jelas harus ditingkatkan maksimal, juga sekitar sepertiga penduduk kita yang belum divaksinasi kedua harus di kejar benar," tegas Tjandra.

Terakhir, adalah pemerintah harus terus melakukan komunikasi risiko dengan baik agar masyarakat mendapat informasi yang tepat. Masyarakat juga harus termotivasi melakukan protokol kesehatan dengan baik. "Bagi yang belum divaksin dan booster agar segera pergi mendapatkannya," tegas Tjandra.

Adapun, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 mengalami penambahan sebanyak 5.827 orang pada Selasa (2/8) kemarin. Total kasus positif Covid-19 kini ada 6.216.621 (6,22 juta).

Data yang diterima di Jakarta, Selasa, terdapat lima daerah yang mengalami penambahan kasus positif terbanyak yakni DKI Jakarta 1.993 kasus, Jawa Barat 1.549 kasus, Banten 788 kasus, Jawa Timur 526 kasus dan Bali 158 kasus. Penambahan kasus positif itu, juga diikuti dengan meningkatnya kasus aktif yang kini mencapai 49.048 setelah bertambah 1.239 kasus. Satgas menyatakan, meski ketiga indikator mengalami kenaikan, kasus kesembuhan ikut bertambah 4.564 orang.

Hingga kini, sebanyak 6.010.545 (6,01 juta) pasien dinyatakan sembuh dari Covid-19. Di mana daerah dengan penambahan pasien sembuh terbanyak ada di DKI Jakarta 1.861 orang, Banten 1.191 orang, Jawa Barat 583 orang, Jawa Timur 337 orang dan Bali 227 orang.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement