Rabu 03 Aug 2022 19:37 WIB

Bukaka Produksi 6.000 Ton Baja Tower Listrik per Bulan

Bukaka menjadi pelopor produksi tower dalam negeri.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
PT Bukaka Teknik Utama Tbk menyambut wartawan dalam agenda kunjungan pabrik sekaligus menjelaskan strategi kerja yang tengah dijalankan, Rabu (3/8).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
PT Bukaka Teknik Utama Tbk menyambut wartawan dalam agenda kunjungan pabrik sekaligus menjelaskan strategi kerja yang tengah dijalankan, Rabu (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama Irsal Kamarudin menyatakan, perusahaannya sudah memproduksi tower listrik sejak 40 tahun lalu. Ia pun menambahkan, Bukaka menjadi pelopor produksi tower dalam negeri.

Ia menambahkan, sebelumnya kebutuhan tower nasional dipenuhi dengan cara impor."Kiprah perseroan di segmen steel tower menjadikan satu-satunya perusahaan di Asia Tenggara yang memiliki fasilitas testing tower berkapasitas hingga 500 KV," ujarnya dalam kunjungan wartawan ke pabrik PT Bukaka Teknik Utama, Rabu (3/8/2022).

Baca Juga

Dirinya melanjutkan, tower yang dibuat Bukaka sudah melingkupi hampir seluruh wilayah Indonesia. "Ribuan kilometer sudah kami bangun untuk mendukung pemerintah dalam pemerataan sambungan listrik bagi semua wilayah Indonesia demi Indonesia yang 100 persen terjangkau oleh listrik," kata dia.

Kapasitas produksi unit usaha steel tower per bulan, sambungnya, mencapai 6.620 ton. Jumlah tersebut setara 402 set tower.

Irsal menyebutkan, ada beberapa pelanggan premium tower buatan Bukaka. Di antaranya PT PLN, PT Centratama Menara Indonesia, PT Huawei Tech Investment, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk, dan PT Dayamitra.

Meski tower menjadi salah satu segmen bisnis yang berkontribusi paling besar terhadap penjualan Bukaka, namun Irsal mengungkapkan, saat ini pendapatan terbesar Bukaka berasal dari bisnis jembatan dan garbarata. Khusus garbarata, permintaan justru didominasi dari luar negeri.

Bukaka sudah mengekspor Garbarata ke 14 negara di Asia meliputi Hong Kong, India, Malaysia, Jepang, dan lainnya. Sementara selama 2021, perseroan telah memproduksi garbarata sebanyak 35 unit untuk memenuhi kebutuhan di bandara nasional seperti di Makassar, Jakarta, Timika, Padang, dan Manado.

Termasuk bagi kebutuhan ekspor ke bebrbagai negara, meliputi Jepang (Yamaguchi, Shozuoka, dan Sendai) dan Thailand (Nakhon si Thammarat serta Mae Sot). "Kapasitas produksi unit usaha passenger boarding (garbarata) per bulan sebanyak enam unit," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement