Rabu 03 Aug 2022 21:05 WIB

Ini Kronologi Pelecehan Seksual di Stasiun Ciamis

PT KAI menyatakan, pelaku sudah diberhentikan tidak hormat oleh KAI Service.

Rep: Bayu Adji P, Antara/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Seorang perempuan pengguna layanan kereta api harus mengalami kejadian yang tak mengenakkan saat berada di Stasiun Ciamis.
Foto: Dok Kemendikbud
Ilustrasi. Seorang perempuan pengguna layanan kereta api harus mengalami kejadian yang tak mengenakkan saat berada di Stasiun Ciamis.

REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Seorang perempuan pengguna layanan kereta api harus mengalami kejadian yang tak mengenakkan saat berada di Stasiun Ciamis. Perempuan itu mengalami pelecehan seksual saat berada dalam toilet di stasiun tersebut.

Korban yang mengalami pelecehan seksual itu membagikan kisahnya melalui media sosial Instagram @Isfihanyfida_ dan Twitter @Isfihanyfida. Republika telah mendapat izin langsung untuk mengutip pernyataan korban.

Baca Juga

Korban mengaku menggunakan layanan Kereta Api (KA) Serayu dari Bandung menuju Ciamis pada Senin (1/8/2022). Setibanya di Staisun Ciamis, korban langsung menuju toilet untuk buang air kecil.

"Aku turun di Stasiun Ciamis sekitar pukul 17.08 WIB pakai KA Serayu dari Bandung ke Ciamis, langsung ke toilet. Di sana ada empat pintu. Aku masuk ke salah satu pintu di toilet perempuan," kata dia.

Setelah selesai buang air kecil, perempuan itu mencoba melirik ke sebelah toilet. Di tempat yang diliriknya, ia mendapati terdapat kamera ponsel yang mengarah kepadanya. 

Spontan, perempuan itu menyiram air ke ponsel tersebut. Ia pun langsung panik dan keluar toilet itu. "Lalu, aku ketuk pintu di samping, tidak ada aktivitas dan tidak nyaut," ujar dia.

Ingin mendapat kepastian, perempuan itu terus menunggu sampai ada yang keluar dari dalam toilet tersebut. Ia pun memanggil seorang petugas keamanan dan petugas KAI lainnya. 

Mereka bertiga terus menunggu di tempat itu sampai ada orang yang keluar. Seorang petugas KAI yang ikut menunggu akhirnya melaporkan peristiwa itu kepada kepala stasiun. 

Kepala stasiun juga ikut menunggu di toilet itu. Setelah sekian lama, akhirnya ada seseorang yang keluar dari toilet itu.

"Dia petugas kebersihan di stasiun itu. Semua kaget melihatnya. Dia terlihat panik dan bilang habis bersih-bersih. Dia minta dicek hpnya. Padahal kami belum cerita perkaranya," kata perempuan itu.

Menurut korban, awalnya petugas kebersihan itu tak mau mengaku. Namun, korban meminta komitmen dari PT KAI untuk menangani kasus pelecehan seksual.

Kepala stasiun akhirnya menghubungi polisi agar dirundingkan bersama. Namun, salah seorang petugas polisi justru meminta korban untuk berdamai dengan pelaku.

"Narasi yang disampaikan saya harus mewajarkan hal itu oleh salah satu polisi. Karena tidak ada bukti, saya disarankan berdamai," kata dia.

Saran dari salah satu anggota polisi itu tidak ditanggapi  korban. Meski tak ada bukti, korban meyakini pelaku telah merekamnya saat berada di toilet. 

Pelaku juga akhirnya mengaku telah merekam korban saat berada di toilet. "Aku tidak toleransi. Saya minta tindakan tegas PT KAI. Kepala stasiun juga mau memecat langsung. Soalnya ini ditakutkan bukan kejadian pertama," kata dia.

Korban mengaku masih menunggu informasi dari kepala Stasiun Ciamis untuk surat resmi pemecatan petugas tersebut. "Janjinya mereka akan mengirimkan surat resmi. Sampai hari ini surat resmi tersebut belum dikirim ke saya pribadi, padahal sudah bertukar WA dengan kepala Stasiun Ciamis," ujar dia kepada Republika.

Perempuan itu juga memberi pesan kepada pihak lain untuk berani bersuara ketika mengalami pelecehan seksual. "Mudah-mudahan peristiwa ini tidak terjadi ke teman-teman. Kalau terjadi, kita harus bertindak tegas. Meski panik, jangan sampai abai untuk melapor. Jangan ada toleransi kepada mereka," kata dia.

Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung Kuswardoyo mengatakan, petugas kebersihan itu sudah diberhentikan dengan tidak hormat oleh KAI Service. Pelaku juga sudah di-blacklist dari kemungkinan menggunakan jasa layanan kereta api.

"Jadi, NIK sudah kami blacklist agar tidak menggunakan layanan kereta api," ujar dia saat dikonfirmasi Republika.

Ia menyampaikan terima kasih kepada penumpang yang sudah berani lapor terkait kejadian yang menimpanya itu sehingga tidak ada lagi korban berikutnya."Coba kalau korban tidak lapor, itu mungkin akan ada korban berikutnya," kata Kuswardoyo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement