REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senat Amerika Serikat (AS) menyetujui Finlandia dan Swedia bergabung dengan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Langkah ini perluasan pertama aliansi pertahanan itu sejak tahun 1990-an.
Sebagai respon invasi Rusia ke negara tetangganya, Ukraina pada Februari lalu. Finlandia dan Swedia memutuskan bergabung dengan NATO. Dengan 95 banding 1 Senat AS mendukung ratifikasi dokumen aksesi dua negara.
Melampui dua pertiga suara yang dibutuhkan untuk mendukung ratifikasi dokumen aksesi dua negara itu. Aliansi 30 negara anggota menandatangani protokol aksesi Finlandia dan Swedia bulan lalu.
Pada titik ini Helsinki dan Stockholm dapat berpartisipasi dalam rapat-rapat NATO dan memiliki akses yang lebih banyak pada intelijen mereka tapi tidak dilindungi Pasal Lima, klasul NATO yang menyatakan serangan pada salah satu anggotanya artinya serangan pada semua anggota.
Aksesi harus diratifikasi parlemen negara-negara anggota NATO sebelum Finlandia dan Swedia dapat dilindungi dengan pasal tersebut. Ratifikasi membutuhkan waktu selama satu tahun, walaupun beberapa negara seperti Jerman, Italia, dan Kanada sudah menyetujuinya.
Senator dari Partai Demokrat dan Republik mendukung keanggotaan dua negara itu. Mereka menggambarkan Helsinki dan Stockholm sebagai dua sekutu penting yang militer modernnya sudah bekerja sama erat dengan NATO.
"Kualifikasi dua negara demokrasi, makmur ini luar biasa dan akan memperkuat aliansi NATO," kata ketua Komite Hubungan Internasional Senat AS, Bob Menendez.
Ketua Senat Partai Demokrat Chuck Schumer mengundang duta besar dan diplomat dua negara itu untuk menyaksikan pemungutan suara. Hanya Senator dari Partai Republik Josh Hawley yang menolak menyetujuinya.