Kamis 04 Aug 2022 15:42 WIB

Kisah Seorang Sufi Menyesal Ucapkan Hamdalah, Akhirnya Istighfar Puluhan Tahun

Seorang tokoh sufi, Syekh Sirri al-Saqathi pernah menyesali mengucapkan hamdalah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Santri menari sufi sambil menunggu berbuka puasa di Pondok Pesantren Al Hidayah Al Mubarokah, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (22/4/2022). Kisah Seorang Sufi Menyesal Ucapkan Hamdalah, Akhirnya Istighfar Puluhan Tahun
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Santri menari sufi sambil menunggu berbuka puasa di Pondok Pesantren Al Hidayah Al Mubarokah, Andong, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (22/4/2022). Kisah Seorang Sufi Menyesal Ucapkan Hamdalah, Akhirnya Istighfar Puluhan Tahun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang tokoh sufi, Syekh Sirri al-Saqathi pernah menyesali mengucapkan kalimat hamdalah. Dia pun akhirnya mengucapkan istighfar selama 300 tahun. Dia adalah seorang sufi yang bijaksana dan wafat pada 867 M.

Dalam bukunya yang berjudul Hikayat Keajaiban Istighfar dan Shalawat Nabi, Fuad Abdurrahman menjelaskan Syekh Sirri al-Saqathi merupakan paman dari seorang sufi besar, Al-Junaid al-Baghdadi. Syekh Sirri pernah berkata, “Aku selama lebih kurang 30 tahun beristighfar, memohon ampunan dari Allah SWT atas ucapanku ‘Alhamdulillah’ yang hanya sekali pada suatu hari.”

Baca Juga

Ini dia kisahnya!

Diceritakan bahwa suatu waktu terjadi kebakaran hebat di Kota Baghdad, Irak. Lalu, ada seseorang yang datang kepada Syekh Sirri dan mengabarkan bahwa tokonya selamat dari kebakaran tersebut. Spontan, Syekh Sirri pun mengucapkan Alhamdulillah.

Namun, kemudian sang Syekh Sirri menyesali ucapan hamdalah tersebut. Ia menyesalinya sambil terus beristighfar selama 30 tahun kemudian. Bagi Syekh Sirri, ucapan hamdalahnya itu merupakan suatu kesalahan dan suatu perilaku yang kurang terpuji.

Syekh Sirri menyadari bahwa ungkapan syukurnya masih menandakan kecintaannya pada diri sendiri dan dunia. Saking cintanya, Syekh Sirri sampai tidak peka terhadap penderitaan yang sedang diterima oleh korban kebakaran. Syekh Sirri merasa kurang terpuji, karena dirinya gembira atas kesalamatan tokonya di saat orang lain kehilangan harta benda, bahkan nyawa.

Begitu besarnya penyesalan sang Syekh hanya gara-gara satu kali ucapan Alhamdulillah. Selama 30 tahun, ia dirundung penyesalan atas sikapnya yang mementingkan diri sendiri. Ia mensyukuri apa yang seharusnya disyukuri, tetapi di sisi lain beliau beranggapan bahwa rasa syukur itu tidak pantas untuk disyukuri.

Dari kisah ini, Syekh Sirri sedang mengajarkan kepada kita untuk tidak terlalu cinta terhadap dunia. Syekh Sirri juga mengajarkan untuk tidak mementingkan diri sendiri dan mengesampingkan penderitaan orang lain.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement