REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Militer China menembakkan beberapa rudal saat menggelar latihan gabungan armada darat, laut, dan udara di Selat Taiwan, Kamis (4/8/2022). Terakhir kali Negeri Tirai Bambu meluncurkan rudal ke perairan sekitar Taiwan terjadi pada 1996.
Dalam latihan militer terbesar yang pernah digelar di sekitar Selat Taiwan, China turut meluncurkan dua rudal di dekat pulau Matsu Taiwan. Komando Teater Timur China mengungkapkan, mereka telah menyelesaikan beberapa penembakan rudal konvensional di perairan lepas pantai timur Taiwan sebagai bagian dari latihan yang direncanakan.
“Peluncuran rudal menguji ketepatan serangan pasukan roket dan kemampuan penolakan wilayah,” kata seorang juru bicara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), seraya menambahkan bahwa kontrol laut dan udara yang relevan di lepas pantai timur pulau Taiwan telah dicabut sejak latihan peluru kendali langsung menghantam target secara presisi.
Beberapa video di media sosial menunjukkan asap mengepul dari ujung paling selatan daratan China yang tampaknya merupakan tempat persenjataan dan lokasi peluncuran rudal. Aktivitas darat, udara, dan laut yang sibuk turut dilaporkan dari Pulau Pingtan, salah satu titik terdekat China daratan ke Taiwan, di provinsi Fujian. “Latihan gabungan PLA yang mengelilingi pulau Taiwan persis ditujukan untuk mencegah benturan antara Amerika Serikat (AS) dan pulau itu,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China Tan Kefei.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengonfirmasi tentang penembakan rudal balistik oleh militer China dalam latihannya. Mereka mengungkapkan, beberapa rudal balistik dan rudal jarak jauh ditembakan ke perairan sekitar timur laut serta barat daya Taiwan sekitar pukul 13.56 waktu setempat.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan, angkatan bersenjatanya beroperasi seperti biasa dan tetap melakukan pemantauan. “Kami tidak mencari eskalasi, tapi kami tidak mundur ketika menyangkut keamanan dan kedaulatan kami,” katanya.
China telah menyampaikan bahwa latihan militernya di Selat Taiwan akan berlangsung hingga Ahad (7/8/2022) mendatang. Latihan tersebut digelar hanya sehari setelah berakhirnya kunjungan Ketua House of Representatives Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei. Beijing memprotes keras kunjungan Pelosi ke sana.
China diketahui mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Namun Taiwan berulang kali menyatakan bahwa ia adalah negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menyebut bahwa Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.
AS, walaupun tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman China. Presiden AS Joe Biden bahkan sempat menyatakan bahwa negaranya siap mengerahkan kekuatan jika China menyerang Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan Beijing dengan Washington.