REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perhubungan Kota Bandung melakukan optimalisasi parkir dengan memaksimalkan fungsi 445 mesin parkir elektronik. Pengoptimalan parkir manual maupun mesin parkir elektronik ini berhasil mencapai angka Rp 4,8 miliar. Kepala UPT Parkir Dishub Kota Bandung Yogi Mamesa mengatakan, optimalisasi yang telah digelar selama 49 hari ini membuahkan hasil yang sangat signifikan, yaitu meningkatkan pendapatan parkir hingga 30-40 persen.
“Ada sekitar 300 lebih mesin parkir (yang dioptimalisasi). Kita tidak memindahkan mesin kita baru, uji petik aja. Kita ingin tahu dari jukir ke mandor itu setoran, penghasilan dan yang parkir (hasilnya) berapa," ujarnya saat dihubungi, Kamis (4/8/2022).
Dia memaparkan, pengoptimalan mencapai angka dengan realisasi Rp 6 miliar dalam waktu setahun pada 2021. Sementara, pada tahun ini, kurang dari 7 bulan sudah ada di angka Rp 4,8 miliar. Dia juga mengaku optimis pendapatan parkir di akhir tahun dapat mencapai Rp 10 miliar.
Meski sudah mencapai hasil signifikan, Yogi mengatakan pihaknya tidak akan berhenti berusaha optimalkan mesin parkir. Ke depannya, dia akan mengadakan relokasi untuk memindahkan mesin parkir yang tidak terlalu terpakai ke tempat yang lebih strategis. "Seperti tempat yang ramai, agar mendorong pendapatan parkir meningkat. Memasuki tahun 2023 kita tingkatkan lagi semoga bisa melebihi dari itu," terangnya.
Saat ini, juru parkir di Kota Bandung berjumlah 1.300. Sedangkan untuk pendapatan mesin parkir sebelum optimalisasi rata-rata mendapat Rp 270-300 juta per bulan. Setelah optimalisasi digencarkan, Dishub bisa mencapai pendapatan hingga 480-500 juta per bulan. "Kedepannya kita tetap edukasi sosialisasi kepada jukir mudahzmudahan bisa sampai Rp 700-800 pendapatan mesin parkir per tahun," kata Yogi.
Dia menambahkan, edukasi penggunaan mesin parkir akan terus digencarkan baik kepada jukir dan juga kepada pengguna jasa parkir. "Semua pengguna jasa parkir lebih diutamakan menggunakan TPE," tegasnya.