Jumat 05 Aug 2022 00:25 WIB

Festival Tumpeng Nusantara Ramaikan Rangkaian G20, Kenalkan Budaya Indonesia ke Dunia

Festival tumpeng bisa menjadi pintu gerbang memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia.

Rep: Antara/ Red: Mas Alamil Huda
Turis asing berjalan melewati spanduk di dekat tempat utama pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, beberapa waktu lalu.
Foto: EPA-EFE/SONNY TUMBELAKA
Turis asing berjalan melewati spanduk di dekat tempat utama pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-20 di Nusa Dua, Bali, Indonesia, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival tumpeng nusantara dan doa lintas agama akan digelar untuk meramaikan rangkaian perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia. Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi pintu gerbang memperkenalkan aset budaya Indonesia kepada dunia. 

"Tumpeng adalah budaya asli nusantara, kearifan lokal dalam memaknai sebuah tumpeng pun beda-beda," kata Koordinator Komunitas Budaya Nawasena, Wulandari Sawitri Candra Wila, Kamis (5/8).

Baca Juga

Menurut Wulan, tumpeng adalah budaya yang mengakar kuat di Indonesia. Makanan ini hampir selalu ada ketika kenduri. KTT G20 adalah hajatan besar dan bersejarah bagi Indonesia. Acara tersebut dijadwalkan berlangsung di Bali pada November mendatang. 

"Ini peristiwa besar, kita semua harus gotong royong dalam menyukseskannya," kata Wulandari. Nawasena akan mulai mengadakan lomba menghias tumpeng pada Kamis (11/8), dimulai dari Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemendikbudristek, Restu Gunawan mengatakan, mereka mendukung kegiatan yang dilakukan oleh komunitas dan para pelaku budaya dalam upaya memperkuat ekosistem pemajuan kebudayaan.

"Memajukan kebudayaan harus dilakukan secara gotong royong dengan berbagai pihak. Kali ini kami bersama komunitas Nawasena dengan menggelar festival tumpeng yang menjadi simbol kerukunan, kekuatan, dan keselamatan," kata Restu.

Menurut Restu, festival tumpeng ini akan diadakan di situs-situs cagar budaya, salah satu upaya untuk memperkuat pemajuan kebudayaan. Lomba tumpeng ini juga akan mendorong pemanfaatan cagar budaya dan objek pemajuan budaya untuk meningkatkan rasa bangga dan cinta Tanah Air dan juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong mengatakan, berbagai pihak harus bergandengan tangan dalam menyukseskan pelaksanaan KTT G20. Kepentingan suksesi acara besar tersebut tidak hanya milik pemerintah, tapi juga masyarakat secara umum. 

Usman mengatakan, hiruk pikuk persiapan KTT G20 harus menggema sampai pelosok negeri secara masif hingga ke akar rumput, kata Usman. "Kami sangat mendukung jika banyak elemen masyarakat yang ikut terlibat dalam KTT G20. Lomba Tumpeng Nusantara diharapkan bisa menjadi doa anak bangsa dalam konferensi yang akan dihadiri oleh kepala negara anggota KTT," kata Usman.

Indonesia menjabat sebagai Presidensi G20 sepanjang tahun ini, sejak ditunjuk di Presidensi G-20 Italia pada 31 Oktober 2021. KTT G20 dijadwalkan berlangsung pada 15-16 November 2022.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement