Jumat 05 Aug 2022 07:43 WIB

Korea Utara Menyatakan Wabah yang Diduga Covid-19 Berakhir

Korea Utara tak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang diduga tertular Covid

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Korea Utara Meninjau Obat Pencegah Virus Covid-19
Foto: VOA/AFP
Pemerintah Korea Utara Meninjau Obat Pencegah Virus Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara pada Jumat (5/8/2022) menyatakan, semua pasien yang menderita demam telah pulih. Hal ini menandai berakhirnya gelombang pertama pandemi yang diduga virus Corona.

"Situasi anti-epidemi telah memasuki fase stabilitas yang pasti, daripada menyombongkan kemenangan, Korea Utara akan menggandakan upaya untuk mempertahankan kesempurnaan dalam pelaksanaan kebijakan anti-epidemi negara," ujar laporan media pemerintah, KCNA.

Baca Juga

Korea Utara tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang diduga tertular Covid-19. Para ahli mengatakan, Korea Utara kekurangan pasokan untuk pengujian. Korea Utara menyatakan, sekitar 4,77 juta pasien demam telah pulih sepenuhnya dan 74 orang meninggal sejak akhir April. Sejauh ini tdak ada kasus demam baru yang dilaporkan sejak 30 Juli.

Pejabat Korea Selatan dan pakar medis meragukan angka kasus infeksi tersebut, terutama jumlah kematian. Seorang profesor di sekolah kedokteran Universitas Hanyang di Seoul, Shin Young-jeon, mengatakan, puncak gelombang dugaan Covid-19 pertama mungkin telah berlalu. Menurutnya kemungkinan Korea Utara mencatat hingga 50 ribu kematian.

"Keberhasilan mereka, jika ada, harus terletak pada kenyataan bahwa wabah itu tidak mengarah pada kekacauan politik atau sosial. Apakah respons Covid-19 mereka berhasil adalah masalah lain," ujar Shin.

Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Young-se, yang bertanggung jawab untuk urusan antar-Korea, mengatakan, ada masalah kredibilitas dengan data Korea Utara tetapi situasi Covid-19 tampaknya "agak terkendali." Sebagai tanda meredanya wabah, Partai Buruh yang berkuasa menyelenggarakan acara besar tanpa mewajibkan penggunaan masker pada akhir Juli, dengan mengundang ratusan veteran Perang Korea.  

Liga sepak bola nasional Korea Utara juga telah dimulai setelah terhenti selama tiga tahun. Termasuk kompetisi renang, yacht dan bowling. Sebagian besar pertandingan tampaknya diadakan tanpa penonton, tetapi foto pertandingan taekwondo yang diterbitkan oleh surat kabar resmi Rodong Sinmun pada Senin (1/8/2022), menunjukkan penonton mengenakan masker dan duduk terpisah.

Beberapa analis mengatakan, Korea Utara masih menghadapi tantangan ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Tantangan ini dapat menjadi lebih buruk jika infeksi virus koroba kembali muncul, seperti yang terlihat di negara Asia lainnya di tengah penyebaran sub-varian Omicron.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement