Jumat 05 Aug 2022 10:04 WIB

Bibir Sumbing pada Anak Bisa Dideteksi Melalui USG 4 Dimensi

Dari seribu kelahiran, ada potensi satu bayi mengalami bibir sumbing

Red: Gita Amanda
Dokter Spesialis Bedah Mulut RS Sari Asih Serang, drg Santi Anggraini SpBM (K) menyebutkan rasio kelahiran pada bayi dengan bibir sumbing adalah satu berbanding seribu.
Foto: RS Sari Asih Serang
Dokter Spesialis Bedah Mulut RS Sari Asih Serang, drg Santi Anggraini SpBM (K) menyebutkan rasio kelahiran pada bayi dengan bibir sumbing adalah satu berbanding seribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cleft lip and palate atau biasa disebut bibir sumbing atau celah bibir dan atau lelangit ditandai dengan terbentuknya celah pada bibir yang merupakan kelainan bawaan. Celah bibir ini bisa berada di sisi kanan atau kiri, celah bibir satu sisi disebut unilateral labio schisiz dan bisa terjadi pada kedua sisi disebut bilateral labioschisiz.

Dokter Spesialis Bedah Mulut RS Sari Asih Serang, drg Santi Anggraini SpBM (K) menyebutkan rasio kelahiran pada bayi dengan bibir sumbing adalah satu berbanding seribu. Angka ini dapat bervariasi antar negara. Dari seribu kelahiran, ada potensi satu bayi mengalami bibir sumbing, dan secara gender bayi laki-laki lebih berpotensi terkena dibanding bayi perempuan (pada kasus Celah bibir saja)

Baca Juga

“Celah pada bayi terjadi karena adanya kegagalan proses pembentukan bibir dan langit-langit pada minggu ke lima dan enam saat perkembangan embrio pada proses kehamilan," ujarnya.

Penyebab atau etiologi dari terjadinya celah bibir dan atau langit-langit adalah multifaktorial, yang paling berpengaruh adalah faktor genetik. Penyebab lain yang bisa terjadi dijelaskan drg Santi Anggraini SpBM (K) adalah karena faktor lingkungan, semisal ibu hamil sering terpapar zat-zat kimia yang berasal dari asap ataupun limbah industri yang berbahaya.

Faktor lain yang menjadi penyebab celah bibir adalah kehamilan dengan defisiensi Asam folat, mengkonsumsi alkohol, obat-obatan keras atau suplemen tanpa pengawasan dokter atau ada upaya menggugurkan kandungan sehingga mengakibatkan sel-sel pembentukan menjadi ikut gugur.

“Ini saya temukan dari ada kasus yang ditangani dari hasil wawancara dengan sang ibu, dan sang ibu mengaku pernah melakukan upaya pengguguran janin saat diketahui positif hamil dengan demikian menganggu proses embriogenesis," ujar drg Santi Anggraini SpBM (K).

Selain genetik dan paparan zat berbahaya bagi janin, nutrisi saat kehamilan sangat berperan penting, sehingga perlu bagi ibu hamil untuk menjaga asupan nutrisi bagi janin dan memeriksakan kehamilannya secara berkala kepada tenaga kesehatan.

Deteksi dini bibir sumbing saat kehamilan bisa dilakukan melalui USG 3 D dan yang terbaru adalah dengan USG 4 dimensi. “Salah satu upaya untuk memperbaiki bibir sumbing dan celah langit bisa melalui operasi sesuai dengan tahapannya, untuk menghindari sengau saat berbicara dilanjutkan dengan terapi wicara setelah operasi langur-langit," ujar drg Santi Anggraini SpBM (K).

Diagnosis dini dilakukan untuk mempersiapkan kondisi orang tua dalam menerima anak dengan kondisi fisik yang berbeda dan ada persiapan teknik menjaga kesehatan bayi saat menyusui dan persiapan operasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement