REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selandia Baru dapat menjadi jembatan bagi hubungan ASEAN dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam Pertemuan Menlu ASEAN-Selandia Baru di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8/2022).
"Sebagai powerhouse di Pasifik Selatan, Selandia Baru diharapkan dapat menjadi jembatan bagi ASEAN dengan negara-negara Pasifik Selatan," kata Retno, menurut keterangan Kemlu RI yang diterima di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Pada pertemuan itu, Menlu RI menyampaikan harapan agar kemitraan antara ASEAN dan Selandia Baru akan dapat menjadi faktor pendorong (building blocks) bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas di Pasifik.
"Oleh karena itu, kemitraan ASEAN dan Selandia baru harus diarahkan untuk memperkuat kepercayaan strategis, meningkatkan semangat kolaborasi dan memperkokoh penghormatan terhadap prinsip kedaulatan dan integritas wilayah," ujar Retno.
Selain itu, dia berharap kemitraan antara ASEAN dan Selandia Baru juga dapat memperkuat kerja sama pembangunan di kawasan Pasifik Selatan.
"Banyak sekali kerja sama yang dapat dilakukan antara ASEAN dengan Selandia Baru di Pasifik Selatan, termasuk kerja sama mengatasi tantangan polusi laut, perubahan iklim dan penanggulangan bencana alam," kata Menlu Retno.
Dia juga menyampaikan bahwa untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara di Pasifik Selatan, Indonesia akan menyelenggarakan Indonesia-Pacific Forum for Development (IPFD) pada akhir tahun ini.Forum itu diharapkan akan memperkuat kerja sama ekonomi dan pembangunan dengan negara-negara Pasifik.
"Indonesia mengundang Selandia Baru untuk mendukung kegiatan ini," ujar Retno.