REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak dunia yang naik membuat pemerintah Indonesia memilih untuk menambah subsidi. Tujuannya agar harga bahan bakar minyak (BBM) masih terjangkau dibeli masyarakat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, harga BBM jenis pertalite masih rendah karena disubsidi, yaitu Rp 7.650 per liter. Padahal, harga keekonomian pertalite sudah mencapai Rp 17.100 per liter.
Menurut Jokowi, jika pemerintah menaikkan harga BBM, maka masyarakat pasti meresponnya dengan menggelar demonstrasi. "Naik 10 persen saja demonya saya ingat, demonya dulu tiga bulan. Kalau naik sampai 100 persen lebih, demonya akan berapa bulan," ujar Jokowi saat membuka acara silaturahmi nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) 2022 di Sentul International Convention Center, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/2022).
Baca: Sudah Dua Hari, Twitwar @PartaiSocmed Versus Prof Henri Subiakto Makin Memanas
Dia menyebutkan, pemerintah sedang berupaya untuk mengendalikan inflasi melalui pemberian subsidi. Pasalnya, jika harga BBM dinaikkan maka akan diikuti kenaikan harga komoditas lainnya.
Jokowi pun menyinggung jika total subsidi yang digelontorkan pemerintah mencapai Rp 502 triliun sepanjang 2022. Angka itu tergolong tidak kecil. "Yang tidak ada negara berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan oleh Indonesia," kata eks wali kota Solo tersebut.
Baca: Mayjen Heri Wiranto Jadi Deputi Kemenko Polhukam, Mayjen Yudhy Chandra Jaya Jabat Danpussenarmed
Kemudian, Jokowi bercerita tentang pertemuannya dengan Sekjen PBB Antonio Guterres dan juga lembaga internasional, serta kepala negara G7. Saat bertemu, Jokowi menyinggung tentang prediksi kondisi dunia saat ini dan masa depan.
"Beliau-beliau menyampaikan ‘Presiden Jokowi tahun ini kita akan sangat sulit. Tahun ini kita akan sulit’. Terus kemudian seperti apa. Tahun depan akan gelap. Ini bukan Indonesia, ini dunia," katanya.
Menurut Jokowi, Sekjen PBB hingga IMF pun menyampaikan, akan ada 60 negara yang ekonominya akan ambruk. Saat ini, satu per satu negara itupun sudah mulai menunjukan jatuhnya perekonomian mereka. "Angkanya adalah sembilan terlebih dahulu, kemudian 25, kemudian 42. Mereka sudah secara detail mengkalkulasi. Apa yang dikhawatirkan itu betul-betul kita lihat," ucapnya.
Baca: Foto HRS Bertemu Gus Najih dan Habib Taufiq Beredar di Lini Masa