Jumat 05 Aug 2022 18:39 WIB

Kejahatan Kebencian Terhadap Muslim Kanada Melonjak 71 Persen

Kanada telah menyaksikan retorika anti-Muslim selama beberapa dekade.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Pemakaman Keluarga Muslim Kanada Dihadiri Ratusan Pelayat. Pemakaman keluarga Muslim korban islamofobia di Islamic Centre of Southwest Ontario, London, Ontario, Kanada dihadiri ratusan pelayat, Sabtu (12/6). Tampak peti mati keluarga Afzaal yang dibungkus bendera Kanada. Kejahatan Kebencian Terhadap Muslim Kanada Melonjak 71 Persen
Foto: REUTERS/Carlos Osorio
Pemakaman Keluarga Muslim Kanada Dihadiri Ratusan Pelayat. Pemakaman keluarga Muslim korban islamofobia di Islamic Centre of Southwest Ontario, London, Ontario, Kanada dihadiri ratusan pelayat, Sabtu (12/6). Tampak peti mati keluarga Afzaal yang dibungkus bendera Kanada. Kejahatan Kebencian Terhadap Muslim Kanada Melonjak 71 Persen

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kejahatan kebencian terhadap komunitas Muslim di seluruh Kanada meningkat 71 persen pada 2021. Data ini berdasarkan laporan yang baru saja dirilis Badan Pemerintah Statistik Kanada pada Selasa (2/8/2022).

Menurut laporan tersebut, jumlah serangan terhadap umat Islam yang tercatat meningkat dari 84 insiden pada 2020 menjadi 144 pada 2021. Lonjakan serangan tersebut mengikuti penurunan dari tahun sebelumnya, ketika pada 2019 tercatat sebanyak 182 insiden yang menargetkan umat Islam.

Baca Juga

“Kami kehilangan Muslim Kanada untuk dibenci pada 2021. Angka-angka ini juga tidak menceritakan keseluruhan cerita, kami tahu bahwa jumlah kejahatan rasial jauh melebihi apa yang muncul dalam statistik kejahatan rasial," kata Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) dalam akun Twitternya, dilansir dari Middle East Eye, Jumat (5/8/2022).

Meningkatnya serangan pada 2021 sesuai dengan pembunuhan empat anggota keluarga Afzaal di London, Ontario. Pelaku yakni Nathaniel Veltman (20 tahun) dengan sengaja menabrakkan truk pick-upnya ke keluarga muslim tersebut.

Salman Afzaal (46), wanita berusia 77 tahun, istrinya Madiha (44) dan putri mereka yang berusia 15 tahun Yumna, meninggal dunia. Hanya anak laki-laki berusia sembilan tahun, Faez yang selamat dari insiden itu.

Polisi mengatakan, serangan itu direncanakan dan dimotivasi oleh kebencian, sementara Perdana Menteri Justin Trudeau menyebutnya sebagai serangan teroris. "Peningkatan juga terjadi pada tahun yang sama dengan serangan di London, Ontario, yang menargetkan keluarga Muslim dan mengakibatkan empat pembunuhan dan satu percobaan pembunuhan," kata laporan Statistik Kanada.

"Meskipun tidak mungkin untuk menghubungkan insiden kejahatan rasial yang dilaporkan polisi dengan peristiwa tertentu, liputan media dan wacana publik dapat meningkatkan kesadaran serta menarik reaksi negatif dari orang-orang yang memiliki sikap kebencian,” menurut statistik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement