Jumat 05 Aug 2022 20:42 WIB

Menko Airlangga: Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain

Ekonomi RI tetap tumbuh di tengah resesi dunia.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain. Indikatornya, kata dia, dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga kuartal terakhir.

Pada kuartal IV 2021, ekonomi nasional tumbuh 5,02 persen year on year (yoy). Lalu pada kuartal I 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,01 persen. Kemudian, Kuartal II 2022 tumbuh 5,44 persen.

Baca Juga

"Kita selama tiga kuartal di atas 5 persen. Ini menunjukkan Indonesia relatif lebih baik dari negara lain," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/8).

Ia menuturkan, ekonomi Indonesia melesat di tengah banyak negara terancam resesi. Misalnya Amerika Serikat (AS) yang terjebak dalam lobang resesi, dengan minus 0,9 persen pada kuartal I 2022.

Airlangga menegaskan, Indonesia tetap mewaspadai ekonomi negara lain, yang masih belum pulih. Diharapkan kondisi beberapa negara tersebut tidak memengaruhi perekonomian dalam negeri.

"Jangka panjangnya diharapkan tidak berdampak pada ekonomi di Asean," ujarnya.

Airlangga menyebutkan, konsumsi rumah tangga jadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Diketahui, pertumbuhannya mencapai 5,51 persen dan distribusi 51,47 persen pada kuartal II 2022. Kemudian, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 3,07 persen atau distribusi 27,31 persen dan ekspor tumbuh 19,74 persen atau distribusi 24,6 persen. Hanya saja, konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 5,24 persen.

Meski begitu, lanjutnya, pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi sepanjang 2022 bisa menembus 5,2 persen year yoy. "Lalu pada kuartal empat optimistis pertumbuhan di atas lima persen karena untuk dapatkan pertumbuhan 5,2 persen tahun ini, pada kuartal tiga dan empat harus di atas lima persen," jelas dia.

Ia menambahkan, pada kuartal tiga pemerintah masih memiliki cadangan belanja pemerintah atau government spending. "Masih bisa kita dorong pada kuartal tiga dan kuartal empat. Dari siklus anggaran kuartal satu dan kuartal dua biasanya lebih rendah, berbeda pada 2021 karena bansos dan perlinsos digenjot pada kuartal dua untuk jaga pertumbuhan ekobomi," tutur Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement