Jumat 05 Aug 2022 20:55 WIB

Jumlah Kasus Harian di Bawah Prediksi, Reisa Imbau Masyarakat Tetap Waspada

Kenaikan jumlah kasus biasanya terjadi dua hingga empat pekan pasca teridentifikasi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ilham Tirta
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro
Foto: BNPB Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro mengatakan, perkembangan kasus harian hingga saat ini patut disyukuri meskipun terjadi lonjakan signifikan. Sebab, peningkatan kasus harian masih terkendali dan di bawah angka yang diprediksikan sebelumnya.

“Sebelumnya, Bapak Menkes telah memprediksi lonjakan kasus dapat mencapai 20 ribu per harinya, alhamdulillah puji syukur hingga saat ini jumlah kasus tidak demikian,” ujar Reisa saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (5/8/2022).

Baca Juga

Reisa menjelaskan, pada 4 Agustus 2022 terdapat penambahan 6.527 kasus konfirmasi positif di Indonesia, 6.664 orang telah dinyatakan sembuh, dan 14 orang meninggal dunia karena Covid-19. “Per 4 Agustus 2022 jumlah kasus aktif Covid-19 meningkat 16,95 persen dalam sepekan dan tren kematian absolut meningkat 33,77 persen dibandingkan sepekan sebelumnya dan ini menyebabkan case fatality rate sebesar 2,53 persen,” ujarnya.

Terkait mutasi virus corona, Reisa menyebut subvarian baru omicron B.2.75 telah ditemukan di Indonesia sejak 18 Juli 2022. Ia mengatakan, mutasi tersebut merupakan hal alamiah bagi virus.

“Sifat dari virus yang menggunakan tubuh manusia sebagai inang untuk memperbanyak diri, kerap kali menghasilkan kesalahan dalam pengkopian kode genetik. Sehingga seringkali muncul varian atau subvarian baru,” jelas Reisa.

Reisa mengatakan, munculnya varian dan subvarian tersebut perlu diwaspadai. Kenaikan jumlah kasus positif dan kasus aktif biasanya terjadi dua hingga empat pekan pasca teridentifikasinya varian baru yang muncul.

Dalam semangat kemerdekaan, Reisa mengajak masyarakat tetap waspada dan mampu menilai risiko dalam beraktivitas di lingkungan sekitar dengan mengetatkan protokol kesehatan 3M. “Kita sudah tahu sebenarnya bagaimana solusi untuk beradaptasi dalam situasi saat ini, sehingga penilaian risiko dalam kehidupan sehari-hari akan menentukan hasil dari upaya kita dalam menjaga kesehatan,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement