Sabtu 06 Aug 2022 14:10 WIB

AS Serukan Israel-Palestina Hindari Eskalasi Lanjutan di Jalur Gaza

AS menekankan posisi dan komitmen terhadap keamanan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Juru bicara Pentagon John Kirby berbicara saat briefing di Pentagon di Washington, Kamis, 5 Mei 2022. AS Serukan Israel-Palestina Hindari Eskalasi Lanjutan di Jalur Gaza
Foto: AP/Manuel Balce Ceneta
Juru bicara Pentagon John Kirby berbicara saat briefing di Pentagon di Washington, Kamis, 5 Mei 2022. AS Serukan Israel-Palestina Hindari Eskalasi Lanjutan di Jalur Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menyerukan Israel dan Palestina menghindari eskalasi lebih lanjut di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan setelah Israel melakukan serangan udara ke Gaza dan dibalas dengan peluncuran lebih dari 100 roket oleh kelompok Jihad Islam.

“Kami secara aktif terlibat dengan Israel dan Palestina serta mitra regional untuk bekerja mencapai ketenangan pasca serangan. Kami tentu saja mendesak semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby, Jumat (5/8/2022), dikutip Al Arabiya.

Baca Juga

Kendati demikian, Kirby tetap menekankan posisi dan komitmen terhadap keamanan Israel yang tak tergoyahkan. “Kami sepenuhnya mendukung hak Israel untuk membela diri terhadap kelompok teroris yang telah merenggut nyawa warga sipil tak berdosa di Israel,” ucapnya.

Kelompok Jihad Islam di Jalur Gaza meluncurkan lebih dari 100 roket ke kota-kota di Israel selatan dan tengah, termasuk Tel Aviv pada Jumat malam. Itu merupakan aksi balasan atas serangan udara Israel ke Gaza yang menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk anak berusia lima tahun.

Serangan roket Jihad Islam memicu sirene di daerah Israel selatan dan tengah. Di Tel Aviv, sejumlah saksi mengatakan, mereka mendengar adanya ledakan. Namun sirene di sana tak berdengung. Sementara itu, stasiun televisi Israel menampilkan bagaimana sejumlah roket yang diluncurkan Jihad Islam ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.

Menurut layanan ambulans Israel, tak ada korban jiwa akibat serangan Jihad Islam. Sebelum Jihad Islam melancarkan serangan, pada Jumat lalu, Israel terlebih dulu melakukan serangan udara ke Gaza. Mereka membidik markas atau situs Jihad Islam. Komandan Jihad Islam, Tayseer al-Jaabari, dilaporkan tewas dalam serangan tersebut. Israel pun mengklaim berhasil membunuh 15 “teroris” lainnya.

“Israel melakukan operasi kontra-teror yang tepat terhadap ancaman langsung,” kata Perdana Menteri Israel Yair Lapid dalam sebuah pernyataan yang disiarkan stasiun televisi Israel.

Dia menegaskan, Israel akan melakukan apa pun untuk membela rakyatnya. “Pertarungan kami bukan dengan rakyat Gaza. Jihad Islam adalah proksi Iran yang ingin menghancurkan Israel dan membunuh warga Israel yang tak bersalah,” ucapnya.

Kendati demikian, menurut pejabat kesehatan di Gaza, serangan udara Israel pada Jumat lalu turut menewaskan 10 orang, termasuk anak berusia lima tahun. Sebanyak 55 orang lainnya juga mengalami luka-luka. Setelah serangan Israel, pemimpin Jihad Islam, Ziad al-Nakhla, bersumpah akan melakukan pembalasan. “Tidak ada garis merah dalam pertempuran ini. Tel Aviv akan jatuh di bawah roket perlawanan, serta semua kota Israel,” ujar al-Nakhala dalam sebuah wawancara di stasiun televisi Al Mayadeen.

Kelompok Hamas pun merilis pernyataan menyusul serangan yang dilancarkan Israel ke Gaza. “Darah rakyat kami dan mujahidin kami tidak akan sia-sia,” kata mereka.

Jihad Islam terbentuk di Gaza pada 1980-an. Mereka menentang dialog dengan Israel dan dianggap memiliki kedekatan dengan Iran. Jihad Islam terpisah dari Hamas. Namun kedua kelompok itu umumnya selalu bekerja sama melakukan perlawanan terhadap Israel. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement