REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat meningkatkan pelayanan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) ke wilayah bebas PMK yang ada di daerah setempat.
"Vaksinasi PMK ini dilakukan di wilayah yang tidak pernah terkena PMK atau ternak yang sehat," Kabid Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Lombok Tengah, Lalu Rahmadi di Praya, Sabtu (6/8/2022).
Berdasarkan data sementara, capaian vaksinasi PMK di Lombok Tengah sebanyak 2.978 hewan ternak dari alokasi dosis vaksin yang telah diterima 5.500 dosis. Pelayanan vaksinasi PMK itu dibagi menjadi tiga tim dengan target 300 dosis per hari.
"Pengobatan tetap jalan untuk ternak yang sakit dan vaksinasi PMK diberikan kepada ternak yang sehat," katanya.
Sementara itu, jumlah ternak Sapi yang telah terkena PMK sebanyak 27.671 ekor, telah sembuh sebanyak 25.366 ekor dan sakit 2.305 ekor. Sedangkan jumlah Kerbau yang terkena PMK itu sebanyak 1.371 ekor, telah sembuh 1090 ekor dan sakit 182 ekor. Kemudian jumlah ternak Kambing yang terkena PMK sebanyak 423 ekor, telah sembuh sebanyak 313 ekor dan sakit 110 ekor.
"Total kasus PMK di Lombok Tengah sebanyak 29.426 ekor, telah sembuh 26.679 ekor dan ternak yang masih dalam proses penyembuhan 2.626 ekor. Artinya tingkat kesembuhan kasus PMK 90 persen," katanya.
Ia mengatakan, kasus PMK di Lombok Tengah hingga masih ada yang ditemukan kasus baru, sehingga semua pasar hewan sampai saat ini masih ditutup. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah PMK yang dapat merugikan para peternak atau masyarakat.
"Pasar hewan masih ditutup. Belum ada izin dari BNPB selaku Satgas PMK," katanya.
Untuk diketahui, kasus PMK di Lombok Tengah mulai muncul pasca-Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah di Kecamatan Praya Tengah. Kemudian kasus PMK terus bertambah setiap pekan dan menyebar di 12 Kecamatan, sehingga semua pasar hewan di tutup untuk mencegah penyebaran selain melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan serta vaksinasi.